Ramadhan 1437H: Pak Dedik
#Postingan ini sebagian ditulis di 10 malam terakhir ramadhan kemarin. #Dibuang sayang.
Dua hari ini karena tuntutan kerja yang membutuhkan internet tanpa kuota, akhirnya bikin milih untuk kabur dari rumah ke Wifi Corner di kantor Telkom deket UNESA.
Ada yang menarik di tempat ini, yaitu Masjid Telkom-nya (gak merhatiin nama masjidnya), Jadi setiap habis dzuhur berjamaah nanti ada khatib buat ceramah (bukan kultum, karna ceramahnya bisa sampe setengah jam lebih .-.), terus nanti habis ashar ada ngaji bareng gitu, imamnya baca Al-Quran pake mic terus ada petugas masjid yang membagikan Al-Quran masjid ke jama'ahnya untuk menyimak dan membaca bareng.
Suatu hari setelah Ashar, sambil ngikutin bacaan imam di masjid, karena hari itu kebetulan bawa Al-Quran sendiri jadinya nyimaknya pakai Al-Quran sendiri.
"Mas itu Al-Quran kecil gitu apa ndak susah bacanya ya mas?" awal pembicaraan dari Pak Dedik.
"Ya, lumayan agak capek sih pak bacanya, tapi kan lebih enteng bawanya." Terus pembicaraan mulai panjang lebar.
Rupanya Pak Dedik adalah seorang bapak kos di daerah UNESA situ, juga pemilik rental komputer dan jasa pengetikan, print, dan sejenisnya. Penampilannya sederhana banget, pakai "polo" coklat sederhana tanpa aksesoris, keliatan agak timpang sama megahnya Masjid Telkom.
Banyak banget obrolan santai dengan beliau, mulai dari jaringan komputer, tips buat ngatasi virus, saran untuk memilih kuliah buat saudaranya, memilih jodoh yang baik, dan beragam pengalaman pribadinya. Logatnya surabaya banget, jiwanya juga, menggebu-gebu dan terkesan berani dan tegas. Kalau dipikir, kok rasanya jarang juga ngobrol sama orang yang berjiwa Surabaya banget gini.
Rasanya agak gak nyangka kalimat itu bisa terlontar oleh seorang yang terlihat "biasa" saja. Seorang pemilik rental komputer yang memiliki mindset seperti itu rasanya.., menarik. Obrolan pun sempat panjang membahas hal tersebut. Dan in yang bikin betah ngobrol panjang dengan beliaunya.
Semoga kita dipertemukan lagi ya Pak, di Ramadhan tahun depan, dan tahun tahun selanjutnya.
"Bisa minta nomornya? sepertinya kita ditakdirkan untuk bertemu di sini", kata beliau menutup obrolan sore itu.
Dua hari ini karena tuntutan kerja yang membutuhkan internet tanpa kuota, akhirnya bikin milih untuk kabur dari rumah ke Wifi Corner di kantor Telkom deket UNESA.
Ada yang menarik di tempat ini, yaitu Masjid Telkom-nya (gak merhatiin nama masjidnya), Jadi setiap habis dzuhur berjamaah nanti ada khatib buat ceramah (bukan kultum, karna ceramahnya bisa sampe setengah jam lebih .-.), terus nanti habis ashar ada ngaji bareng gitu, imamnya baca Al-Quran pake mic terus ada petugas masjid yang membagikan Al-Quran masjid ke jama'ahnya untuk menyimak dan membaca bareng.
Suatu hari setelah Ashar, sambil ngikutin bacaan imam di masjid, karena hari itu kebetulan bawa Al-Quran sendiri jadinya nyimaknya pakai Al-Quran sendiri.
"Mas itu Al-Quran kecil gitu apa ndak susah bacanya ya mas?" awal pembicaraan dari Pak Dedik.
"Ya, lumayan agak capek sih pak bacanya, tapi kan lebih enteng bawanya." Terus pembicaraan mulai panjang lebar.
Rupanya Pak Dedik adalah seorang bapak kos di daerah UNESA situ, juga pemilik rental komputer dan jasa pengetikan, print, dan sejenisnya. Penampilannya sederhana banget, pakai "polo" coklat sederhana tanpa aksesoris, keliatan agak timpang sama megahnya Masjid Telkom.
Banyak banget obrolan santai dengan beliau, mulai dari jaringan komputer, tips buat ngatasi virus, saran untuk memilih kuliah buat saudaranya, memilih jodoh yang baik, dan beragam pengalaman pribadinya. Logatnya surabaya banget, jiwanya juga, menggebu-gebu dan terkesan berani dan tegas. Kalau dipikir, kok rasanya jarang juga ngobrol sama orang yang berjiwa Surabaya banget gini.
Yo percuma kan kalau di dunia sukses, tapi di akhirat sengsara, mesti seimbang dunia akhirat iku, ojo cuman mikir dunia tok", salah satu kalimat pembuka dari Pak Dedik.Kalimat itu beliau ucapin di awal percakapan. Dan rasanya kalimat itu tetep mengena menarik walau obrolan jadi panjang ngalor ngidul. Apalagi nginget kondisi yang pas lagi sibuk-sibuknya nggarap pekerjaan padahal udah 10 malam terakhir Ramadhan.
Rasanya agak gak nyangka kalimat itu bisa terlontar oleh seorang yang terlihat "biasa" saja. Seorang pemilik rental komputer yang memiliki mindset seperti itu rasanya.., menarik. Obrolan pun sempat panjang membahas hal tersebut. Dan in yang bikin betah ngobrol panjang dengan beliaunya.
Semoga kita dipertemukan lagi ya Pak, di Ramadhan tahun depan, dan tahun tahun selanjutnya.
"Bisa minta nomornya? sepertinya kita ditakdirkan untuk bertemu di sini", kata beliau menutup obrolan sore itu.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejak disini