Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Ujian Agama

Ikuti! ujian agama Islam dengan hadiah yang luar biasa besar. Materi yang diujikan adalah materi dasar yang sewajarnya diketahui umat Islam. Ujian akan diadakan lusa bertempat di ... dst. Tiba-tiba kebayang misal ada pengumuman seperti itu. Sebuah ujian atau lomba dengan hadiah yang menarik semua orang. Kita masih punya waktu satu hari untuk me-refresh pengetahuan agama kita. Kira-kira, apa tanggapan kita? Mungkin sebagian dari kita ada yang mengeluhkan waktu satu hari tidak akan cukup untuk merefresh kemampuan agama kita. Sebagian yang lain mungkin langsung menyibukkan diri mempelajari bab-bab pelajaran agama dari SD-SMA. Atau malah sebagian lagi masih bingung apa yang harus dipelajari? Apapun tanggapannya, rasanya itu bisa jadi bahan renungan buat kita semua. Yang sebenarnya bisa mengarahkan ke pertanyaan utamanya, seberapa mengenal sih kita dengan agama kita? Jadi inget celetukan teman waktu ujian Agama semasa kuliah dulu, bukankah kalau agama adalah seasuatu yang harusnya

Structilmy

Gambar
Akhir tahun 2018 lalu, setelah diskusi sama istri beberapa kali, kami memutuskan untuk membuat sebuah "blog" di mana kami bisa berbagi ilmu seputar teknologi yang kami peroleh. Blog itu bisa dikunjungi di sini, namanya Structilmy . Alhamdulillah, sudah beberapa artikel terbit selama beberapa bulan ini walau belum rutin-rutin banget. Sebenarnya, akhir-akhir ini saya malah terasa lebih semangat untuk menulis di sana. Mungkin karena jam mengajar sangat berkurang semester ini, menulis di sana bikin keinget serunya ngajar. Nama blognya emang terkesan susah, tapi semua itu berawal dari niat membuatnya. Niat utamanya sederhana, kalau pinjam kata-kata dari buku CP nya Steven Halim: Increasing the Lower Bound Sebagai seorang pelajar, kami sadari selain terus belajar kami juga harus mempertanggungjawabkan ilmu kami. Jujur saja, saya pribadi belum bisa berkontribusi banyak atau membuat sesuatu karya yang dapat dirasakan manfaatnya. Karena saya tidak 100% di industri saya belum

Carcassonne

Gambar
Bermula pas di kantor lagi rame-ramenya mbahas boardgame terus jadi googling-googling tentang boardgame. Setelah sekilas baca-baca, saya pun jadi tertarik. Sebenarnya kita mungkin tahu dan sering bermain beberapa jenis boardgame yang cukup populer di Indonesia, seperti monopoli, catur, kartu remi, kartu uno, dsb. Tetapi sebenarnya ada banyak boardgame di luar sana yang tidak kita ketahui dan punya aturan main yang menarik! Berbekal browsing ulasan di youtube, toko online dengan promo-promonya, berjumpalah saya dengan sebuah boardgame yang menurut saya pas untuk keluarga, yakni Carcassonne . Waktu itu saya berharap boardgame bisa jadi mainan alternatif yang menarik untuk mengalihkan perhatian kita dari smartphone dan juga memunculkan interaksi lebih dengan para pemainnya, dengan keluarga misalnya. Sekilas tentang Carcassonne  Carcassonne adalah boardgame classic (dibuat pertama kali tahun 2000 awal)  dengan konsep yang menarik dan aturannya mainnya sederhana. Kita bisa dengan

Setahun di Klaten

Gambar
Kalau diinget, pertengahan Januari tahun lalu saya sama istri memutuskan untuk memindah barang-barang kontrakan kami dari Jogja ke Klaten. Jadi sudah lebih dari setahun sebenarnya saya tinggai di kota ini. Walau secara resmi saya dapat KTP Klaten baru di pertengahan Mei tahun lalu Dengan latar saya yang tinggal belasan tahun di metropolitan Surabaya dan lima tahunan di Yogyakarta, rasanya ada banyak cerita dari mata pribadi yang bisa saya ceritakan tentang kota ini. Kota kelahiran istri saya. foto random di Klaten Seperti apa kotanya? Kabupaten Klaten posisinya ada di antara dua kota yang lebih besar Jogja dan Solo. Rasanya pas banget di tengah-tengahnya. Klaten ke Jogja dan Klaten ke Solo sama-sama menempuh waktu sekitar 1 jaman perjalanan normal. Kalau saya melihat Klaten itu seakan dibagi jadi tiga bagian berdasarkan keramaiannya. Satu daerah Prambanan, satu Klaten Kota, dan satu daerah Delanggu (dekat solo). Karena di antara daerah tersebut hanya terlihat pemukiman sedi

Ketika Istri Memasak

Gambar
Saya inget beberapa tahun lalu ketika lihat MasterChef Indonesia, saya sering nggak nyangka, gimana ceritanya seorang pengusaha mebel dan seorang guru menjadi peraih juara 1 dan 2 di MasterChef Indonesia. Reality show tersebut benar-benar men- trigger pertanyaan besar, apa iya orang yang bukan berlatar chef masih bisa menghasilkan masakan dengan kualitas di atas rata-rata? Dan ternyata, iya, bisa saja. Setelah menikah, setelah melihat bagaimana istri saya bisa menghasilkan beragam masakan yang "wah-wah" padahal nggak pernah yang namanya sekolah masak, saya jadi yakin bahwa memasak itu mungkin mirip dengan membuat program (coding). Saya selalu bilang di awal kelas, " Pemrograman itu sebenarnya hanya terdiri dari tiga bagian penting: Input-output, Percabangan, dan Perulangan, tapi setelah itu dengan mengkombinasikan alur penggunaan tiga bagian itu kamu bisa membuat beragam aplikasi dari Flappy Bird hingga Microsoft Office " Benar saja, jika kita bisa paham

PyTorch Scholarship Challenge 2018/2019

Gambar
Oktober lalu, saya nggak sengaja dapat kabar kalau Facebook mengadakan kerja sama dengan Udacity berupa pengadaan course deep learning menggunakan framework deep learning buatan mereka, yakni PyTorch . Waktu itu yang kepikiran, wah menarik ya mempromosikan framework mereka dengan bikin course gini. Tapi ternyata ada yang lebih menarik, jadi selain kerja sama dalam membuat course, Facebook juga menyediakan beasiswa nanodegree untuk course Deep Learning with PyTorch (senilai $999 atau setara 14 jutaan rupiah). Alur Beasiswa Untuk mendapatkan beasiswa tersebut terdapat dua tahapan yang harus dilalui. Tahapan pertama adalah untuk seleksi awal ke Fase 1. Seleksinya berupa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam formulir yang lumayan panjang dan detail, yang berisi pertanyaan teknis ataupun non-teknis. Dari seleksi ini akan dipilih 10,000 peserta terbaik dari seluruh penjuru dunia untuk mengikuti seleksi Fase 1. Di Fase 1 kita diharuskan mengikuti course Udacity " Intro to Deep Lea

Finhacks 2018 #DataChallenge: Part 3

Gambar
Lanjutan dari tulisan Finhacks 2018 #DataChallenge Siapa saja finalisnya? Itu pertanyaan yang sering muncul di hari-hari sebelum keberangkatan final. Karena ini juga pengalaman baru bagi saya ikut lomba di kategori "umum", bukan lagi "mahasiswa" atau "pelajar". Sayangnya pihak panitia tidak menampilkan nama anggota tim, jadinya ya saya cuma bisa penasaran tanpa kepo siapa finalis lainnya. Ke-kaget-an pertama saya muncul ketika tidak sengaja tahu ada seorang dosen yang juga ikut ketika penyisihan, yakni Pak Yudi Wibisono , beliau adalah dosen UPI yang blognya sangat bermanfaat dan sangat menginspirasi, beliau terus update pengetahuan terbaru di bidang AI, tidak hanya teori tetapi juga praktiknya. Saya jadi kepikiran apa jangan-jangan banyak dosen dari Univ-univ besar ikutan ya? Kaget kedua datang ketika dapet notifikasi dari Linkedin dan tahu ternyata salah satu finalis adalah Mas Yodi , mantan ketua OmahTI UGM yang sangat diakui kemampuannya