Finhacks 2018 #DataChallenge: Part 3
Lanjutan dari tulisan Finhacks 2018 #DataChallenge
Ke-kaget-an pertama saya muncul ketika tidak sengaja tahu ada seorang dosen yang juga ikut ketika penyisihan, yakni Pak Yudi Wibisono, beliau adalah dosen UPI yang blognya sangat bermanfaat dan sangat menginspirasi, beliau terus update pengetahuan terbaru di bidang AI, tidak hanya teori tetapi juga praktiknya. Saya jadi kepikiran apa jangan-jangan banyak dosen dari Univ-univ besar ikutan ya?
Kaget kedua datang ketika dapet notifikasi dari Linkedin dan tahu ternyata salah satu finalis adalah Mas Yodi, mantan ketua OmahTI UGM yang sangat diakui kemampuannya di bidang data mining. Masnya sekarang kerja sebagai Data Scientist di R&D Samsung.
Di momen ini saya semakin sadar, ini benar-benar lomba kategori "umum", yang berarti kalau nanti ketemu mahasiswa yang jadi finalis itu berarti lebih mengagetkan. Dan ya sudah pasrah, berdoa, fokus dengan apa yang bsia saya kerjakan, dan berangkat ke Jakarta.
Di Jakarta, ketika Technical Meeting malam sebelum final, saya beranikan diri untuk bicara ke peserta lain, tanya-tanya dulu kuliah di mana, sekarang sedang sibuk apa, teknik yang mereka gunakan di model mereka, dan sebagainya. Tujuannya sekalian kenalan, menambah wawasan dan jaringan orang-orang yang menekuni bidang ini (benar-benar penasaran dengan siapa finalisnya).
Dan saya jadi tahu sedikit latar belakang peserta lain. Ada yang dari lur negeri (NTUST Taiwan dan NTU Singapore), ada yang dari kantor-kantor besar (Airy, Ruangguru, Bukalapak, Gojek, dll), ada juga mahasiswa yang baru saja juara 1 Gemastik kategori data mining, ada juga yang dari latar non-IT (Teknik sipil), bahkan ada anak D4 Teknologi Jaringan UGM! Benar-benar beragam dan kebanyakanpun cukup ramah untuk diajak ngobrol.
Presentasi pertama dilakukan oleh Mas Yodi (untungnya saya urutan ketiga), slidenya waktu itu teknis banget, ada visualisasi-visualisasi yang saya sendiri bingung bagaimana cara bacanya. dan juga ada istilah-istilah yang bikin saya kesulitan mengikuti presentasi tersebut. Dan saat tanya jawab, respon juri ternyata juga sangat teknis, menanggapi apa yang dibicarakan oleh Mas Yodi, bahkan ada saran-saran yang cukup mutakhir yang disebutkan juri.
Saya langsung deg-degan luar biasa saat itu, bukan hanya deg-degan karena akan bicara di depan umum, tapi kalau diingat, konten slide kami sangatlah beda! (bisa dibaca di post sebelumnya) konten slide kami sangat sederhana karena kami kira nantinya akan disampaikan di depan juri yang sedikit awam. Tentu saja itu mulai memunculkan banyak pertanyaan, apakah slidenya memang harus seteknis itu? tim lain seperti apa? bukankah tujuannya untuk presentasi ke stakeholder? stakeholder apa yang dimaksud panitia? kenapa jurinya juga nanyain hal-hal yang sangat teknis? jangan-jangan kami salah membuat presentasi .____. (tidaak) (panik maksimal)
Tapi karena file presentasinya juga sudah dikumpulkan, jadinya saya cuma bisa pasrah yang tetap panik, toh nggak mungkin untuk ngubah-ngubah presentasinya lagi. Pas presentasi, saya berusaha sampaikan sesuai latihan kami malam sebelumnya, walau kata istri saya, saya presentasinya terlalu cepat, banyak bagian yang lupa disampaikan, dan waktunya juga masih sisa banyak (aduh --"). Untungnya pertanyaannya dari juri juga alhamdulillah bisa dijawab walau agak "abstrak" (pertanyaannya dan jawabannya). Ya sudah setelah itu kami hanya bisa duduk berdoa semoga mendapat yang terbaik, sambil mencoba merhatiin (walau kesulitan memahami) presentasi tim lainnya.
Ketika presentasi berlangsung dan saya perhatikan, semakin lama saya duduk, semakin saya merasakan sebuah kenyataan bahwa saya tidak tahu apa-apa. Iya, saya berani bilang 70% materi yang dipresentasikan, saya perhatikan, dan ditanyajawabkan oleh juri, saya.. tidak.. tahu.. Benar-benar berasa cethek sekali keilmuan saya dibandingkan mereka! saya yang belum 100% paham dengan tadi apa yang saya sampaikan, sudah harus dikejutkan dengan istilah-istilah asing yang saya belum pernah dengar (bahkan saya tidak bisa mengingatnya).
Tapi setidaknya ada beberapa poin yang saya mungkin dapat cerna dan ambil hikmahnya:
Walau tidak berhasli juara, kompetisi ini benar-benar memberi kesan luar biasa buat saya. Berbeda dengan kompetisi CP yang biasa saya ikuti, atau Gemastik, kompetisi kali ini seakan menyadarkan betapa jauhnya level saya dibanding mereka. Masih banyak yang perlu saya pelajari, baik teori, maupun teknisnya. Dan saya tidak tahu berapa lama agar dapat mengejar mereka, atau malah apakah mungkin saya bisa mengejar mereka.
Yang jelas, kompetisi ini tidak hanya memberi oleh-oleh berupa kaos dan jam tangan dan sedikit uang saku, tetapi juga memukul kesadaran dan memberi banyak motivasi saya untuk terus belajar.
Seperti kata-kata yang saya ceritakan di wawancara dosen UGM beberapa waktu lalu:
Siapa saja finalisnya?
Itu pertanyaan yang sering muncul di hari-hari sebelum keberangkatan final. Karena ini juga pengalaman baru bagi saya ikut lomba di kategori "umum", bukan lagi "mahasiswa" atau "pelajar". Sayangnya pihak panitia tidak menampilkan nama anggota tim, jadinya ya saya cuma bisa penasaran tanpa kepo siapa finalis lainnya.Ke-kaget-an pertama saya muncul ketika tidak sengaja tahu ada seorang dosen yang juga ikut ketika penyisihan, yakni Pak Yudi Wibisono, beliau adalah dosen UPI yang blognya sangat bermanfaat dan sangat menginspirasi, beliau terus update pengetahuan terbaru di bidang AI, tidak hanya teori tetapi juga praktiknya. Saya jadi kepikiran apa jangan-jangan banyak dosen dari Univ-univ besar ikutan ya?
Kaget kedua datang ketika dapet notifikasi dari Linkedin dan tahu ternyata salah satu finalis adalah Mas Yodi, mantan ketua OmahTI UGM yang sangat diakui kemampuannya di bidang data mining. Masnya sekarang kerja sebagai Data Scientist di R&D Samsung.
Di momen ini saya semakin sadar, ini benar-benar lomba kategori "umum", yang berarti kalau nanti ketemu mahasiswa yang jadi finalis itu berarti lebih mengagetkan. Dan ya sudah pasrah, berdoa, fokus dengan apa yang bsia saya kerjakan, dan berangkat ke Jakarta.
Di Jakarta, ketika Technical Meeting malam sebelum final, saya beranikan diri untuk bicara ke peserta lain, tanya-tanya dulu kuliah di mana, sekarang sedang sibuk apa, teknik yang mereka gunakan di model mereka, dan sebagainya. Tujuannya sekalian kenalan, menambah wawasan dan jaringan orang-orang yang menekuni bidang ini (benar-benar penasaran dengan siapa finalisnya).
Para Finalis |
Hari Presentasi
Pertama kali presentasi di layar super gede |
Presentasi pertama dilakukan oleh Mas Yodi (untungnya saya urutan ketiga), slidenya waktu itu teknis banget, ada visualisasi-visualisasi yang saya sendiri bingung bagaimana cara bacanya. dan juga ada istilah-istilah yang bikin saya kesulitan mengikuti presentasi tersebut. Dan saat tanya jawab, respon juri ternyata juga sangat teknis, menanggapi apa yang dibicarakan oleh Mas Yodi, bahkan ada saran-saran yang cukup mutakhir yang disebutkan juri.
Saya langsung deg-degan luar biasa saat itu, bukan hanya deg-degan karena akan bicara di depan umum, tapi kalau diingat, konten slide kami sangatlah beda! (bisa dibaca di post sebelumnya) konten slide kami sangat sederhana karena kami kira nantinya akan disampaikan di depan juri yang sedikit awam. Tentu saja itu mulai memunculkan banyak pertanyaan, apakah slidenya memang harus seteknis itu? tim lain seperti apa? bukankah tujuannya untuk presentasi ke stakeholder? stakeholder apa yang dimaksud panitia? kenapa jurinya juga nanyain hal-hal yang sangat teknis? jangan-jangan kami salah membuat presentasi .____. (tidaak) (panik maksimal)
Tapi karena file presentasinya juga sudah dikumpulkan, jadinya saya cuma bisa pasrah yang tetap panik, toh nggak mungkin untuk ngubah-ngubah presentasinya lagi. Pas presentasi, saya berusaha sampaikan sesuai latihan kami malam sebelumnya, walau kata istri saya, saya presentasinya terlalu cepat, banyak bagian yang lupa disampaikan, dan waktunya juga masih sisa banyak (aduh --"). Untungnya pertanyaannya dari juri juga alhamdulillah bisa dijawab walau agak "abstrak" (pertanyaannya dan jawabannya). Ya sudah setelah itu kami hanya bisa duduk berdoa semoga mendapat yang terbaik, sambil mencoba merhatiin (walau kesulitan memahami) presentasi tim lainnya.
Ketika presentasi berlangsung dan saya perhatikan, semakin lama saya duduk, semakin saya merasakan sebuah kenyataan bahwa saya tidak tahu apa-apa. Iya, saya berani bilang 70% materi yang dipresentasikan, saya perhatikan, dan ditanyajawabkan oleh juri, saya.. tidak.. tahu.. Benar-benar berasa cethek sekali keilmuan saya dibandingkan mereka! saya yang belum 100% paham dengan tadi apa yang saya sampaikan, sudah harus dikejutkan dengan istilah-istilah asing yang saya belum pernah dengar (bahkan saya tidak bisa mengingatnya).
Tapi setidaknya ada beberapa poin yang saya mungkin dapat cerna dan ambil hikmahnya:
- Kebanyakan peserta menggunakan metode ensemble, stacking, atau gradient boosting, beberapa peserta menggunakan arsitektur stacking yang luar biasa rumitnya
- Ada banyak metode EDA, bahkan tim yang juara bidang Fraud Detection sampai bisa menemukan insight baru yang membuat modelnya sangat simpel tapi bisa menghasilkan nilai yang sangat tinggi
- Kebanyakan diskusi membahas reasoning sebuah model mengambil keputusan.
- Presentasi-presentasi yang menurut kami bagus benar-benar berhasil menjembatani "teknis" dan "non-teknis" dengan sangat baik.
Usai Kompetisi
Dapat jam tangan Xiaomi, lumaan, walau harganya hanya 100ribuan, tapi kan ya demi apa juga saya bakal beli beginian |
Walau tidak berhasli juara, kompetisi ini benar-benar memberi kesan luar biasa buat saya. Berbeda dengan kompetisi CP yang biasa saya ikuti, atau Gemastik, kompetisi kali ini seakan menyadarkan betapa jauhnya level saya dibanding mereka. Masih banyak yang perlu saya pelajari, baik teori, maupun teknisnya. Dan saya tidak tahu berapa lama agar dapat mengejar mereka, atau malah apakah mungkin saya bisa mengejar mereka.
Yang jelas, kompetisi ini tidak hanya memberi oleh-oleh berupa kaos dan jam tangan dan sedikit uang saku, tetapi juga memukul kesadaran dan memberi banyak motivasi saya untuk terus belajar.
Seperti kata-kata yang saya ceritakan di wawancara dosen UGM beberapa waktu lalu:
Menjadi dosen di bidang IT itu punya tantangan sendiri, yakni harus terus perbarui kemampuan seiring berkembannya zaman. Perkembangan IT sangat cepat, dan begitu juga skill yang harusnya kita miliki.Nah sudah siapkah kita untuk terus memperbarui kemampuan dan keilmuan kita? atau masih mau bingung lagi ngelihat presentasi lomba data mining?
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejak disini