Seleksi Dosen Universitas Islam Indonesia



Salah satu ruang "serbaguna" informatika UII

Alhamdulillah, sudah 3 bulan lebih ini saya menjalankan aktivitas baru sebagai dosen program studi Informatika di Universitas Islam Indonesia (UII). Saya yakin tidak semua orang pernah mendengar nama Universitas ini, karena saya sendiri baru tahu tentang keberadaan UII beberapa bulan setelah mulai kuliah di Jogja tahun 2012 lalu.

Sebenernya ada banyak hal yang menarik untuk diceritakan kalau bicara tentang "menjadi dosen". Tapi, pada artikel ini saya hanya akan sekilas ceritakan tentang pengalaman seleksi dosen di Universitas Islam Indonesia (versi seingat saya). Semoga di lain kesempatan saya bisa juga cerita tentang apa-apa yang saya rasa cukup menarik tentang "dosen" atau "kampus UII" ini.

Rekruitmen Dosen UII

Rekruitmen dosen UII bisa dibilang tidak pasti setiap tahun akan ada. Sekalipun ada bukaan, tidak semua prodi juga membuka rerkuitmen dosen baru. Selain itu juga tidak bisa dipastikan perkiraan waktu rekruitmen dosen UII, bisa jadi akhir tahun atau awal tahun. Intinya proses rekruitmen dosen bisa jadi berbeda modelnya setiap bukaannya. Jadi jadikan artikel ini hanya sebagai gambaran umum saja dan kalau Anda berminat jadi dosen di UII sering-sering pantau hrd.uii.ac.id.

Seleksi Berkas

Seleksi dosen UII tahun ini berlangsung dalam beberapa tahap. Tahap awal adalah seleksi berkas. Kalau dilihat perbandingan dosen yang lolos tiap tahap, untuk tahun ini, rasanya tahap seleksi berkas yang paling banyak mengugurkan pesertanya. Denger-denger alasannya karena tahun ini batas minimal TOEFL UII sedikit lebih tinggi dari sebelumnya (saya lupa berapanya).

Beberapa poin yang menarik dari seleksi berkas UII tahun ini:
  • Banyak sekali berkas yang mesti di "legalisir", mulai dari Akte, KK, sampai SKCK
  • Surat sehat yang diminta cukup lengkap dari jasmani, rohani, dan bebas Napza
  • Tidak perlu surat rekomendasi dosen
  • Ada syarat tidak boleh punya keluarga/saudara yang berada di Fakultas yang dituju.
Bagi peserta yang dinyatakan lolos berkas akan masuk ke seleksi tahap pertama.

Seleksi Tahap Pertama

Seleksi tahap pertama UII adalah berupa tes tulis pengetahuan umum dan ke-Islaman. Tes tulis ini dilaksanakan di kampus terpadu UII di Jalan Kaliurang ates. Topik tes pengetahuan umum yang diujikan cukup luas mulai dari pengetahuan sejarah, politik, teknologi, lingkungan, dan banyak lagi. Untuk tes ke-Islaman materi yang diujikan cukup luas, mulai dari taharah, sholat, haji, hingga fiqih jual beli.

Contoh soal pengetahuan umum & ke-Islaman (harusnya pilihan ganda):
  • Contoh layanan penyimpanan dokumen secara online adalah ...
  • Kebijakan Jokowi untuk melestarikan lingkungan adalah ...
  • Hasil sidang PPKI adalah ...
  • Seseorang yang dulu sudah pernah haji ketika masih kecil, ketika sudah dewasa dan mampu, hukum ibadah haji baginya adalah ...
Ketika mengikuti tes tahap pertama ini, jelas saya super deg-degan. Di tes ini saya pertama kali bertemu dengan calon-calon dosen lain, dari yang muda sampai tua. Selain itu, kesan saya waktu tes tahap pertama ini juga lumayan kaget karena ternyata soalnya sangat luas cakupannya dan juga mendalam. Saya ingat ada banyak istilah yang saya tidak tahu di tes ke-Islaman bagian fiqih jual beli yang membuat saya cukup minder.

Seleksi Tahap Kedua

Seleksi tahap kedua ditujukan untuk peserta yang dinyatakan lolos tahap pertama. Seleksi ini mencakup tes psikologi dan wawancara keislaman. Tes psikologi sendiri ada tiga bagian, yakni tulis, wawancara, dan FGD.

Untuk tes tulis seperti pada umumnya, ada rangkaian tes yang cukup panjang dan lengkap, tes koran hingga tes menggambar.  Pada tes wawancara, kita ditanyain banyak hal seputar pengalaman kerja dan kegiatan akhir-akhir ini. Kebanyakan pertanyaan bukan pertanyaan yang perlu perdebatan atau penjelasan yang sulit karena lebih ke pengalaman pribadi. Di saat Focus Group Discussion (FGD) kita akan dikelompokkan menjadi 5-6 orang lalu diberi sebuah kasus yang harus diselesaikan dan didiskusian secara berkelompok lalu mempresentasikan hasilnya ke hadapan penilai.

Tes yang paling bikin deg-degan adalah wawancara ke-Islaman. Di tes ini setiap peserta akan diwawancara dan ditest secara lisan / tulisan satu persatu (berbentuk pos-pos) dengan penguji yang berbeda-beda. Seinget saya ada 4 pos test:
  • Tes hafalan Quran & Doa: kita disuruh membaca hafalan terjauh kita lalu diuji oleh penguji. Selain itu penguji juga akan menguji hafalah kita pada surat-surat pendek (juz 'amma) dan doa sehari-hari.
  • Tes tulis dan baca Quran: Pada tes ini kita diminta menuliskan suatu bacaan yang biasa kita baca tanpa boleh melihat referensi, misalnya "innalilahi wa inna ilaihi rajiuun". Selain itu, di pos ini kita juga diuji untuk membaca dan menerjemahkan suatu ayat.
  • Tes wawasan keislaman: atau apa namanya, intinya di pos ini kita diwawancara tentang masalah-masalah umat islam saat ini. Bahasan waktu itu mulai dari politik sampai media sosial.
  • Tes sholat dan taharah: di tes ini kita ditanya-tanya bacaan, arti, tata-cara, sampai hukum setiap aksi pada sholat. Dulu diantara ke empat tes itu tes ini yang paling susah karena pengujinya bener-bener ngasih pertanyaan yang "tricky" banget.
Tahap ini juga lumayan banyak menggugurkan peserta.

Seleksi Tahap Ketiga

Yups, setelah melalui rangkaian tes psikologi, pengetahuan umum, dan keislaman, barulah dilakukan tes keilmuan. Tes ini dilakukan di prodi masing-masing. Di sini saya pertama kali bertemu dengan calon-calon dosen informatika.

Untuk prodi informatika, terdapat empat jenis tes:
  • Tes tulis & coding: Peserta diminta membuat program, merancang basis data, dan sebagainya.
  • Tes microteaching: Peserta diminta mengajar sekelompok mahasiswa (dengan diawasi banyak dosen) dengan suatu topik dasar (saat itu topiknya adalah algoritma)
  • Tes presentasi: Ini tes yang saya ngerasa paling gagal :( Peserta diminta untuk presentasi suatu karya ilmiah yang pernah dipublikasikan disertai tanya jawab, menggunakan bahasa inggris! Presentasinya dihadapan belasan dosen! jadi bisa kebayang deg-degannya, apalagi pas tanya jawab.
  • Tes wawancara: Di tes wawancara peserta banyak ditanyai seputar pengalaman dan rencana ke depannya. Misalnya yang saya ingat, saya sempet bingung pas ditanya sama Pak Dekan kenapa nilai matakuliah S1 saya Persaman Diferensial Elementer nilainya D ._.

Akhir

Alhamdulillah, setelah melalui rangkaian tes sekitar 2 bulan dan dengan hasil yang saya kira tidak terlalu baik juga, saya diterima menjadi dosen informatika UII. Proses rekruitmen UII bener-bener memberi pengalaman dan wawasan baru bagi saya, khususnya di ke-Islaman.

Selain itu Salah satu yang pailng saya suka dari proses rekruitmen ini adalah jadwalnya yang jelas dari jauh-jauh hari. Jadi temen-temen calon dosen yang dari luar kota juga bisa menyesuaikan waktu untuk proses rekruitmen ini.

Semoga bermanfaat dan bagi pembaca yang mau ikut seleksi dosen UII, semoga diberikan hasil yang terbaik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah halalkah Font kita?

My Font

Singapore! The Last Night?