Argumen
Ketika awal SMA dulu di sekolah ada yang namanya PERISAI (Pekan Orientasi Almamater Lima). Masa orientasi di mana mengenal pertama kali untuk sikap berpikir kritis. Beda banget sama pas ospek di kampus yang "Senior selalu benar", di PERISAI kita diberi kesempatan untuk "menyerang balik" panitia (kakak kelas) dengan beradu argumen selama kamu merasa tindakan yang kamu lakukan benar. Kita akan diberi kesempatan untuk mengajukan argumen dan pendapat. Dan kalau ternyata argumen kamu cukup baik, maka kamu selamat dari "terkaman" kakak kelas. Walau kenyataannya aku gak pernah selamat pas itu ._. mereka terlalu sangar.
Mungkin, teman-teman yang selama ini pernah kerja bareng sama aku pasti pernah ngerasain sikap "suka ngomentarin" dari aku. Mohon maaf lahir batin kalau hal itu mungkin pernah menyakiti teman-teman. Tapi sebenernya aku hanya bersikap seperti panitia PERISAI saat itu, kalian boleh membalas argumenku kalau yang aku lakuin ini memang salah. Pandanganku gak selamanya bener, kadang suatu yang aku kritisin bisa jadi salah, jadi silakan saja sanggah. Aku akan ngalah, kalau memang ternyata aku salah, kritis bukan berarti keras kepala, tapi sebaliknya aku bakalan tetep mempertahanin argumenku kalau menurutku argumen kalian kurang kuat.
Beberapa hari lalu sempat diskusi dengan adik angkatan mengenai masalah ini, dia berdiskusi masalah kurangnya sikap kritis orang-orang di suatu organisasi. Menurutku pribadi, sikap kritis dan berani berargumen ini perlu ada di suatu organisasi, karena dengan ini kita bisa memberi saran yang membangun ke generasi penerus kita, sekali lagi dengan catatan selama dilakukan dengan baik, tidak dengan marah-marah atau ngotot dan keras kepala, apalagi sampai menghina dan menyombongkan diri.
Hal ini mestinya jadi pelajaran bersama, untuk tidak ragu berargumen kalau melihat ada yang salah tentunya dengan cara yang baik dan tetap tidak keras kepala kalau argumen kita memang yang salah.
Mungkin, teman-teman yang selama ini pernah kerja bareng sama aku pasti pernah ngerasain sikap "suka ngomentarin" dari aku. Mohon maaf lahir batin kalau hal itu mungkin pernah menyakiti teman-teman. Tapi sebenernya aku hanya bersikap seperti panitia PERISAI saat itu, kalian boleh membalas argumenku kalau yang aku lakuin ini memang salah. Pandanganku gak selamanya bener, kadang suatu yang aku kritisin bisa jadi salah, jadi silakan saja sanggah. Aku akan ngalah, kalau memang ternyata aku salah, kritis bukan berarti keras kepala, tapi sebaliknya aku bakalan tetep mempertahanin argumenku kalau menurutku argumen kalian kurang kuat.
Beberapa hari lalu sempat diskusi dengan adik angkatan mengenai masalah ini, dia berdiskusi masalah kurangnya sikap kritis orang-orang di suatu organisasi. Menurutku pribadi, sikap kritis dan berani berargumen ini perlu ada di suatu organisasi, karena dengan ini kita bisa memberi saran yang membangun ke generasi penerus kita, sekali lagi dengan catatan selama dilakukan dengan baik, tidak dengan marah-marah atau ngotot dan keras kepala, apalagi sampai menghina dan menyombongkan diri.
Hal ini mestinya jadi pelajaran bersama, untuk tidak ragu berargumen kalau melihat ada yang salah tentunya dengan cara yang baik dan tetap tidak keras kepala kalau argumen kita memang yang salah.
yaudah, kuterima deh permohonan maaf lahir batinmu yan :v
BalasHapus