Hikmah dari Merauke [2]

Saya gak tertarik minta difotoin selama di sana, kecuali pas sama beliau ini
Hari pertama (12-12-16) kedatangan ke Merauke kita langsung pilih untuk muter-muter dulu mumpung masih belum mulai ngajar. Kita pergi ke Soka, sebuah distrik (kecamatan) yang bener-bener berbatasan dengan Papua Nugini. Untuk masuk ke daerahnya kita harus buka jendela mobil, naruh KTP, sambil dilihatin tentara penjaga. Awalnya aku agak nyesel gak bawa paspor, tapi ternyata kita masih bisa masuk ke daerah Papua Nugini tanpa paspor untuk jarak yang tidak terlalu jauh :) (Keluar negeri lagi, yay!).

Sepulang dari luar negeri (eyak) kita mampir ke rumah salah satu warga yang kata Pak Gerson cukup disayangkan kalau tidak bertemu dengannya, namanya Pak Ma'ruf. Beliau adalah Kapolsek Sota yang tidak hanya membantu menjaga perbatasan tapi beliau telah memiliki andil besar dalam menghidupkan kecamatan Sota ini. Kita mampir, bertemu beliau sedang memberi makan rusa dan kasuari yang dia jaga.

Beliau adalah sosok yang luar biasa. Beliau telah  mengabdi ke warganya, ke lingkungannya, bahkan ke masyarakat Papua Nugini, beliau menyumbangkan harta, tenaga, dan pikirannya. Benar-benar sosok yang sulit diceritakan dengan kata-kata. Mengobrol dengan beliau sebentar saja sudah cukup untuk kita merasakan seberapa besar semangat, komitmen, dan kontribusi beliau ke masyarakat sekitar.

Ada beberapa kata-kata beliau yang masih teringat sampai sekarang:
Saya selalu pakai seragam, hari libur pun saya tetap pakai seragam, karena tidak berseragam berarti tidak sedang dinas, dan bagaimana mungkin seorang polisi itu tidak berdinas atau berlibur?

Jika Indonesia mau belajar tentang toleransi beragama, datang ke Merauke, di sini tidak ada yang namanya kayak yang terjadi di Jawa sana, di sini tenang. Semua umat beragama saling membantu

Dan, malamnya, entah kenapa saya ingin googling untuk mengenal beliau lebih lanjut di kamar hotel. Dan salah satu hasilnya:
http://news.detik.com/tokoh/2937075/maruf-sang-pendamai-wilayah-perbatasan-ri-papua-nugini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah halalkah Font kita?

My Font

Singapore!: The Contest