Post-Skripsi Syndrome

...
Di atas sajadah yang panjang ini, Diselingi sekedar interupsi,
Mencari rezeki mencari ilmu, Mengukur jalanan seharian,

Begitu terdengar suara adzan, Kembali tersungkur hamba 
... 

Sejak mulai yang namanya mencari nafkah secara "serius" dan udah gak disambi kuliah. Rasanya yang kepikiran suatu pertanyaan sederhana "untuk apa sih kita kerja?"

Terus pertanyaan itu jadi kebawa ke pertanyaan selanjutnya.  Apa sih target akhir sebuah "bekerja" itu dikatakan berhasil? Ketika mendapat miliaran omset? Ketika bisnisnya sudah memonopoli pasar? Ketika kita sudah bisa mendapatkan pemasukan hanya dengan duduk terkantuk-kantuk?


Terus berlanjut kepertanyaan selanjutnya, kayak seberapa keras kita harus bekerja? apakah kita harus berkonsentrasi penuh menghabiskan waktu kita untuk mencapai target akhir yang masih belum jelas juga jawabannya?

Rasanya aneh ketika kita ngelakuin sesuatu yang kesannya gak ada ujungnya. Kita belajar pas sekolah atau kuliah ya biar dapat ilmunya yang bisa berimpas ke nilai yang bagus, terus lulus, selesai. Jelas.

Tapi bekerja? gimana dong?
Terus malam ini jadi inget sama perspektif dari lirik lagunya Bimbo berjudul Sajadah Panjang, yang aku yakin terinspirasi jelas dari Al-Quran dan Hadits.
Hidup ini seperti sajadah panjang, tempat beribadah, dan bekerja itu hanya "interupsi".

Jadi sekarang kalau ditanya apa alasan kamu mencari nafkah?
sementara ini yang bisa aku pikir jawabannya, aku cuma mau menghidupi 3 orang, aku, orang tuaku, dan calon istri dan anakku nanti. Sudah. Bukan mencari miliaran omset yang gak jelas juga akan dibawa kemana nantinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah halalkah Font kita?

My Font

Singapore!: The Contest