Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Hikmah dari Merauke [5]

Gambar
Kalian adalah programmer-programmer keren dari timur yang pernah aku temui :) "Bagaimana pendidikan di sana?" Ada satu hal yang cukup berkesan ketika berbicara tentang pendidikan di Merauke, hasil ngobrol dengan Pak Gerzon, Bu Lilik, Pak Sus, dan Pak Jono. Yakni adalah tentang mindset orang merauke tentang pendidikan tentang semangat untuk belajar. (sebelumnya saya perjelas, ini bukan maksud memukul rata, opini ini hanya berdasarkan dari cerita-cerita pengajar di sana) Semangat belajar adalah suatu yang sangat berharga di sana. Karenanya di kampus, aturan dibuat tidak sekeras dan seketat pada umumnya di Jawa. Ada cerita mahasiswa yang bisa tidak masuk 2-3 minggu karena menemani orang tuanya berburu. Dan juga jangan kaget jika banyak mahasiswa yang memiliki usia yang bahkan lebih tua dari pengajarnya. Ya itu karena semangat adalah sesuatu yang berharga, ketika mereka memiliki semangat itu, maka ada baiknya untuk tetap dikobarkan tanpa mengecilkan. Bayangkan saja ketika k

Hikmah dari Merauke [4]

Gambar
Diambil dari jendela kamar hotel "Loh Pak, di sini ini atap rumahnya pakai seng semua ya? apa tidak panas?", salah satu pertanyaan yang muncul dari kami setelah memperhatikan  ciri rumah yang unik-unik. Selain beratap seng, rumah di merauke bentuknya biasanya hanya kotak biasa tanpa bentuk yang aneh-aneh, punya halaman luas yang mengitari rumah, dan pagar yang terbuat dari seng atau kawat berduri. "Ya di sini genteng mahal, mampunya hanya beli seng, ya seng aja yang dipakai untuk atap rumah. Kalau panas, ya jelas panas", Jawab Pak Gerzon. Sekilas langsung kebayang dengan isu beberapa waktu lalu yang bensin di sini harganya sempat mahal sekali. Juga jangan tanya harga barang-barang lainnya. Di sini belum ada Alfamart atau Indomaret. KFC saja baru ada satu yang buka beberapa waktu lalu. Kadang, kita ngerasa Indonesia itu sudah cukup maju di Jawa, tapi setelah di sini, kita bener-bener bisa ngerasain yang namanya gap dalam ekonomi terasa sekali. Di hari-ha

Hikmah dari Merauke [3]

Gambar
Gereja Katolik, Gereja Protestan, difoto dari tempat wudhu Masjid Hari Selasa, hari pertama kalinya ke Universitas Musamus. Kesan pertamanya: Universitas ini guede banget. Cuma masih banyak tanah yang kosong dan gedung yang sedang di bangun. Yakinlah, 5-10 tahun lagi Universitas ini bisa kelihatan keren banget. Salah satunya dari beberapa bangunan yang sedang dibangung, yang menarik adalah tiga gedung yang berada di sisi Universitas ini. Ketiga gedung tersebut adalah Gereja Katolik, Gereja Protestan, dan Masjid yang dibangun berdekatan. Untuk kedua Gerejanya belum bisa ditempati namun untuk lantai 1 Masjid sudah bisa digunakan untuk Sholat berjama'ah. Rasanya adem banget, setelah di Jawa diributkan dengan kehebohan pejabat yang melecehkan Agama, dan sikap beberapa oknum yang malah menginjak-injak roti, di sini bisa dapet cerita lain tentang bagaimana itu toleransi beragama :) --Catatan seputar toleransi beragama-- Sedikit intermezzo tentang sikapku dalam makna toleransi be

Hikmah dari Merauke [2]

Gambar
Saya gak tertarik minta difotoin selama di sana, kecuali pas sama beliau ini Hari pertama (12-12-16) kedatangan ke Merauke kita langsung pilih untuk muter-muter dulu mumpung masih belum mulai ngajar. Kita pergi ke Soka, sebuah distrik (kecamatan) yang bener-bener berbatasan dengan Papua Nugini. Untuk masuk ke daerahnya kita harus buka jendela mobil, naruh KTP, sambil dilihatin tentara penjaga. Awalnya aku agak nyesel gak bawa paspor, tapi ternyata kita masih bisa masuk ke daerah Papua Nugini tanpa paspor untuk jarak yang tidak terlalu jauh :) (Keluar negeri lagi, yay!). Sepulang dari luar negeri (eyak) kita mampir ke rumah salah satu warga yang kata Pak Gerson cukup disayangkan kalau tidak bertemu dengannya, namanya Pak Ma'ruf. Beliau adalah Kapolsek Sota yang tidak hanya membantu menjaga perbatasan tapi beliau telah memiliki andil besar dalam menghidupkan kecamatan Sota ini. Kita mampir, bertemu beliau sedang memberi makan rusa dan kasuari yang dia jaga. Beliau adalah soso

Hikmah dari Merauke [1]

Gambar
Rumah semut, atau mereka menyebutnya "Musamus", tingginya sampai 5 meter Alhamdulillah, nikmat yang gak pernah disangka diperoleh tahun ini dapet kesempatan pergi ke batas timur Indonesia, Merauke. Kurang dari seminggu tiba-tiba lembaga pendidikan kami, Jogja Science Training, dikontak universitas di Merauke untuk mengadakan pelatihan Model Praktikum Algoritma dengan Sistem Kontes, memberi pelatihan penggunaan grader untuk praktikum algoritma yang juga sudah diterapkan di UGM. Universitas Musamus, salah satu universitas besar di Papua, adalah universitas tempat kerjasama kami. Ada banyak cerita yang mau aku bagi dari timur sana. Tapi untuk kali ini kita mulai dari nama "Musamus". Ya, nama universitas ini berarti rumah semut, yang kata Pak Gerson, pejabat keuangan universitas yang ramah sekali mau menemani kita, memiliki filosofi: karya yang besar itu bisa dihasilkan dengan kerja sama yang baik bahkan dari makhluk yang terlihat sederhana sekali. Simbol semangat

Yang susah dari mencari ilmu

Yang susah dari mencari ilmu itu ketika kita sudah tahu sebagian. Di saat itu kita bakal diuji untuk tetap rendah hati, tidak sombong, tidak merendahkan orang lain, dan di lain sisi kita tetap harus semangat belajar. Jangan sampai gara-gara ilmu sebagian itu kita jadi sudah merasa cukup ngerti untuk berbicara layaknya penuh ilmu, atau merendahkan semuanya bahkan yang sebenarnya lebih berilmu. Hati-hati, ilmu layaknya air, hanya mengalir ke hati yang rendah --- catatan ingatan dari kajian beberapa tahun silam, renungan bersama untuk kita semua, termasuk saya khususnya

Hobi

Hari ini ketemu sama mas-mas usia 30-an dengan baju pegawai lengkap dan muka capek di masjid sebuah bank. Enggak tahu masnya itu pegawai bank itu atau bukan, tapi yang jelas mas ini lagi istirahat sepulang kerja. Setelah sholat, sambil istirahat jadi merhatiin mas-masnya yang masih duduk serius nulis-nulis di kertas. Awalnya aku ngira, "wah mas ini mesti banyak pikiran ya sempet-sempetnya ngerjain kerjaan di sini". Tapi pas berdiri dan jalan lewat di depan masnya, ternyata mas-mas ini bukan nulis.. dia sedang sibuk menggambar! iya menggambarnya pun bukan cuma sekedar gambar di kertas coret-coret buku tulis, karena yang jadi media gambarnya adalah sebuah sketchbook. Sayangnya karena mata agak minus jadi gak tahu persis apa yang dia gambar tapi yang kelihatan mas itu lagi serius menikmati proses mensketch sesuatu yang mirip karakter orang. Aku jadi inget kata-kata dari beberapa buku "kreativitas" yang intinya menganjurkan seseorang untuk punya hobi. Karena di ruti

Apakah kamu menjadi budak dunia?

Gambar
Sebuah pertanyaan yang bikin merenung dalem tiap lagi penat sama kesibukan yang macem-macem. Terus biasanya mulai dari keinget video di bawah ini: Terus kata-kata Yudha, "Kalau kamu banting tulang dari pagi sampai malem, dengan niatan untuk menabung, untuk memudahkan kamu menikah, untuk menafkahi keluargamu, maka insyaAllah itu kebaikan" Terus juga, "Kalau kamu pernah berdoa ingin bermanfaat bagi orang lain. Mungkin kesibukan ini adalah salah satu jawaban doamu. Niatkan untuk itu" Terus, "Sambil tarik nafas, terus dzikir kalau ada waktu luang, biar tenang biar plong" Kadang itu nenangin banget, tapi toh kita gak pernah tahu kesibukan kita itu adalah awal kebaikan atau sebenarnya cobaan karena kelalaian kita, na'udzubillah . Tapi yang bisa kita coba adalah berdoa semoga kita diselamatkan dari kesibukan yang sia-sia, dan terus ngerenungin pertanyaan yang cuma bisa kita sendiri yang jawab, "Apakah kamu telah menjadi budak dunia?"

Ex-Lab Inovasi

Gambar
Akhir-akhir ini jadi sering keinget sama OmahTI gara-gara ngejer nyiapin sertifikat kepengurusan (yang niatnya jadi kado wisuda, tapi gagal gara-gara tas kadonya kekecilan). Terus beberapa hari lalu nyempetin main ke Milan buat lihat gimana bentuk Ex-Lab Inovasi itu sekarang. Dan ya karena emang sudah pindahan jadi bisa dibayangin: papan namanya sudah dicopot, dalemnya sudah berantakan berdebu, bener-bener sudah gak kerasa hidup. Kerasa beda banget sama terakhir kali aku ke sana. Terus yang jadi renungan adalah nama "Lab Inovasi" itu. Dulu pas masa kepengurusan aku ngerasa inovasi kita itu kurang, kita ndak pernah (atau sangat jarang) mencoba teknologi-teknologi baru untuk diimplementasikan. Sempet sebel dan sedih juga pas itu. Tapi setelah lulus, dan ngelihat beberapa temen yang udah kerja diperusahaan IT ataupun non-IT. Aku ngerasa dulu itu rupanya kita sudah inovasi banget, kita ikut lomba membuat ide yang belum ada sebelumnya, berkreasi untuk menciptakan solusi perm

Bogor [3]: Karena apa kau mencintainya

Ada sela-sela waktu kosong pas kegiatan PIMNAS di sana, beberapa kali diisi lihat-lihat IPB, ke bazar PIMNAS, atau duduk-duduk ngemil, atau ngobrol bercanda biar semakin kenal. Suatu waktu pas kita ngobrol rame-rame antara kaum Adam. Dan entah lupa gimana awalnya tiba-tiba ada yang memulai topik untuk ngomongin seorang cewek. Ceritanya, ada seorang cewek yang emang lagi jadi bahan obrolan "favorit" di antara para cowok pas di PIMNAS sana. Awalnya aku ngira ini cuma kayak "rahasia umum", yang masing-masing saling tahu kalau cewek itu menarik tapi ndak akan ada yang berani mengobrolkannya, sampai akhirnya aku dapet kesempatan duduk di dalam ruang obrolan itu. -ini sedikit fakta kecil, kadang cowok juga bisa nge-gosip- Obrolan sudah mulai panjang mbahas cewek itu, tapi yang menarik dimulai ketika muncul pertanyaan: A : "Eh menurutmu apa ya yang bikin dia menarik ya?" B : "Hmm.. apa ya, manis sih senyumnya" C : "Mirip artis itu buka

Bogor [2] : Cendekiawan

Hari pertama di Bogor untuk membantu mempersiapkan keperluan kontingen PIMNAS UGM, dimulai dengan masalah konsumsi. Sempet kasihan lihat pak-pak ibu-ibu yang baru aja dateng gak ngerti apa-apa dan tiba-tiba harus mencari konsumsi di kota yang baru aja dikunjungi. Tapi ya gitulah dunia kerja. Setelah muter-muter cari tempat dan melewati macet yang agak ndak karuan akhirnya berkat bantuan Pak Henri sebagai supir kita di sana dapatlah warung makan ayam kampung yang menyediakan menu yang cocok untuk semua kalangan. Semua kalangan? iya kalau diinget salah satu bahasan paling sering selama kerja - parttime - di kantor ini adalah ke- wangun- an (kelayakan) sebuah makanan untuk disajikan ke kalangan tertentu. Karena percaya atau ndak, aku sering banget denger cerita ibu-ibu yang "ditegur" hanya karena pesenan makanan kurang wangun walaupun kalau menurutku makanan seharga 25-30ribu perkotak itu sudah sangat wangun. Dan hal itu kejadian lagi kemarin pas di Bogor, datang lagi te

Bogor [1]: Institut Pertanian Bogor

Gambar
ini Institut Pertanian Bogor? Aku kira Kebun Raya Bogor, kata seseorang Alhamdulillah dapat kesempatan lagi mampir ke kampus lain di Indonesia, Institut Pertanian Bogor :) Kalau denger pertama tentang IPB yang aku inget adalah 2, pertama adalah video tentang Jejak-Jejak Mimpi (pake vimeo, kalau di Yutube diblokir soundnya), dan yang kedua adalah tim AgriCoder (tim Competitive Programming IPB yang sering banget ketemu di tempat lomba, dan terus tinggi-tinggian peringkat) Setelah sampai sana, komentarnya jadi nambah "sejuk","rindang", dan "agro" banget. Suasana budaya agro di sana tidak hanya kerasa di IPB tapi banyak tempat di Bogor. Dan agak cocok dengan cerita bagaimana kita dari kontingen PIMNAS UGM mempersiapkan banyak hal di sana, insyaAllah ada banyak cerita dari sana. Sekarang rehat dulu :)

Experience is the best teacher

Salah satu kata-kata mutiara di buku tulis yang masih keinget sampai sekarang. Beberapa tahun lalu di sebuah acara di SMA, dengan pemateri saat itu Mas Dalu Kirom , sebuah pertanyaan terlontar, "Mas, bagaimanakah cara kita menjadi seorang yang memiliki jiwa pemimpin?" "Turun ke lapangan, nggak ada pemimpin yang bisa terlahir hanya semalam, nggak ada teori yang bisa njadiin kita pemimpin dalam sekejap, semua itu dari pengalaman" Beberapa hari lalu di sebuah acara di kampus, dengan pemateri saat itu Bu Wiwit Wijayanti, sebuah pertanyaan terlontar, "Bu, bagaimana cara biar kita menjadi public speaker yang baik, yang ndak punya kebiasaan bilang eeh... eeh... atau sejenisnya?" "Jam terbang dan latihan, itu kembali ke jam terbang. Semakin sering kita bicara di depan umum, nanti pelan-pelan kita bisa semakin memperbaiki dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk kita" Jadi sebenernya sulit juga kalau ditanya, Kapan kamu bisa mulai memimpin? a

Kereta Ekonomi

Kalau ditanya berapa kali naik kereta ekonomi? Empat kali Naik kereta ekonomi pertama kali pas dapet tawaran ngajar di Purwokerto dan posisiku lagi liburan di Surabaya. Naik kereta lama buanget, terus dapet posisi bangku yang ngadep belakang jadinya jalan mundur dan akhirnya agak pusing. Diapit sama penumpang sekeluarga yang seru ngobrol dan akunya jadi krik-krik sendiri karna selain gak diajakin ngobrol, akunya juga bingung mau nanya-nanya apa. bener-bener kesan pertama yang buruk rasanya tentang kereta ekonomi. Naik kereta ekonomi kedua dari Purwokerto ke Surabaya, tapi bukan di saat yang sama dengan yang pertama, ini ceritanya nganterin mas Basith dan mas Shofwan main ke Surabaya. Walau ceritanya nganterin tapi posisi dudukku jauh dari mereka. Kali ini duduk dibangku yang diisi sama orang-orang lebih diem dari pertama, jadi gak terlalu kerasa aneh, tapi kali ini yang kerasa adalah kaki yang gak bisa lurus -- dan jadinya capek buanget, rasanya kalau pas mbak-mbak yang di depanku

Memang, Tak Sekadar Percakapan

Dan diakhir malam ini, juga dapat renungan dari seseorang. Agak beda, tapi masih setopik... Sebelumnya, sebagai pembicara kita memang harus untuk hati-hati menata niat kita untuk berbicara. Namun.. bagaimana sikap kita jika sebagai pendengar? Ya kita juga harus lebih terbuka terhadap segala niat si pembicara, bukan tentang niat buruknya, toh jangan juga menduga niatan buruk seseorang, tapi sebenernya lebih ke niat "yang lain" nya. Bagaimana kalau seandainya si pengajak bicara ini, tidak mempermasalah kan konten pembicaraan? tapi di dalam hatinya dia cuma ingin berjumpa dengan si pendengar, cuma ingin mengobrol dengan si pendengar, cuma ingin menjalin silatuhrahmi, ingin melepas kepenatannya, dari tekanan yang dia alami, dan hal-hal lain. Masihkah kita enggan untuk mendengarkan?

Kenyataannya, Tak Sekadar Percakapan

Tadi siang baru pertama kali denger Pak Sri Mulyana ngisi khotbah Jum'at, dan ada sepatah kata dari beliau yg cukup bisa jadi renungan bersama "Aku belum sempet puasa syawal nih", "hoo, kalau aku udah di awal bulan kemarin",... Nah, apa maksudnya bilang "aku udah di awal bulan kemarin"? Kenapa dia bilang gitu? Hati-hati dengan niatnya! Bener memang, kadang itu yang mesti buat renungan, aku, kamu, siapapun, apa maksud dari setiap ucapan kita, tulisan kita, apapun. Apakah sudah bener niatnya? wallahua'lam, menjaga niat termasuk berat, semoga Allah menguatkan kita, dan kita juga mesti terus memperbaikinya

Pokemon Go

Gambar
Namanya Empoleon, pokemon favorit dari dulu karna ada kesan "Raja"-nya :v Pas lagi random sepedaan di jalan utaranya vokasi, ngelihat anak kecil palingan masih kelas 1-2 SD lagi main Pokemon Go, di atas motor yang sambil jalan, bukan nyetir sendirilah -- tapi dibonceng, sama... Ayahnya... :" Iya juga, game kayak gini gak cuma deketin antara temen yang suka main game, tapi juga bisa deketin orang tua dan anaknya. Gamenya udah kasih kesempatan besar untuk interaksi antar orang, sekarang tinggal gimana orang tuanya mau tidak mengambil kesempatan dan memberanikan diri untuk berinteraksi dengan anaknya... Ini bisa jadi awal, selain bisa mengawasi pemakaian gadget anaknya, bisa juga jadi sahabat bermain anaknya, " Pikirku, sambil terus ngontel sepeda dan juga mbayangin seandainya HP ku bisa diinstal Pokemon Go :(

Ud'unii Astajib lakum

Gambar
diambil dari Muslim Designer Community Akhir-akhir ini ngerasa ajaib aja, takjub dengan gimana cara Allah membalas sebuah doa. Begitu ndak disangka-sangka, dan seakan mengecilkan kita begitu lemahnya kita dalam berencana dibandingkan dengan ketika Allah telah berencana. Jadi di hari jumat yang mulia ini saya mau berpesan, Berdoalah, InsyaAllah akan terkabul, bahkan ketika kita merasa sudah tidak ada jalan lain. Berdoalah, InsyaAllah akan diperoleh yang terbaik, bahkan ketika kita mengira apa yang kita pilih sudah yang terbaik. Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku [1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Ghafir : 60) " Di hari Jum’at terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia berdiri melaksanakan shalat lantas ia memanjatkan suatu do’a pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberi

Ramadhan 1437H: Teman

Gambar
harusnya empat orang :( Emang gak seru kalau libur lebaran tapi gak ketemu temen. Dan agak spesial, liburan kali ini ketemu temen yang bisa dibilang udah lama banget gak ketemu, namanya Ega dan Atul. Terakhir ketemu? kayaknya sudah 3-4 tahun lalu di buber SMA. Qadarullah, posisi duduk di bangku SMA bikin kita saling kenal. Ega dan Atul kadang duduk di depan atau belakang bangkuku dan Arief. Dan sejak itu kita udah saling mempengaruhi satu sama lain. Mengenali cara berpikir masing-masing. Belajar bersikap dewasa ketika ada terjadi konflik. Arief sudah sibuk go International dan meniti karirnya di ITB, sayang gak bisa hadir karena terbentur jadwalnya. Atul selain sibuk menyelesaikan skripsinya, dia juga sudah melalang buana ke dunia luar memberi manfaat dengan penelitian dan pengabdian. Ega sudah memulai koas sebagai dokter di RS Dr. Soetomo, agak unik ngelihat dia jadi dokter apalagi kalau inget dulu pas SMA dia ketua ekskul basket. Semoga kita bisa ketemu lagi lain waktu *d

Ramadhan 1437H: Mudik

"Eh lihat itu, stiker dibelakang mobilnya, ada logo Apple-nya, berarti yang punya mobil itu punya Apple, keren ya" "Yang itu lihat tuh, ada stiker dari Waterboom, kapan nih mau main renang?" "Terus yang itu ada stiker dari WBL (Wisata Bahari Lamongan), padahal perasaan dulu WBL gak menarik sih, panas gitu, apa sekarang udah lebih bagus ya? penasaran.." Siapa sangka salah satu hikmah dibalik macet adalah promosi gratis beberapa tempat wisata dalam bentuk stiker di belakang kaca mobil. Dan siapa sangka hal sepele gitu bisa bikin yang melamun di belakangnya, nungguin mobil bergerak di depannya, jadi bercita-cita untuk tidak kalah dari si-pemilik stiker. Pergi jauh buat bermain, menabung lebih serius, untuk beli stiker, untuk menceritakan ke orang lain.

Ramadhan 1437H: Pak Dedik

#Postingan ini sebagian ditulis di 10 malam terakhir ramadhan kemarin. #Dibuang sayang. Dua hari ini karena tuntutan kerja yang membutuhkan internet tanpa kuota, akhirnya bikin milih untuk kabur dari rumah ke Wifi Corner di kantor Telkom deket UNESA. Ada yang menarik di tempat ini, yaitu Masjid Telkom-nya (gak merhatiin nama masjidnya), Jadi setiap habis dzuhur berjamaah nanti ada khatib buat ceramah (bukan kultum, karna ceramahnya bisa sampe setengah jam lebih .-.), terus nanti habis ashar ada ngaji bareng gitu, imamnya baca Al-Quran pake mic terus ada petugas masjid yang membagikan Al-Quran masjid ke jama'ahnya untuk menyimak dan membaca bareng. Suatu hari setelah Ashar, sambil ngikutin bacaan imam di masjid, karena hari itu kebetulan bawa Al-Quran sendiri jadinya nyimaknya pakai Al-Quran sendiri. "Mas itu Al-Quran kecil gitu apa ndak susah bacanya ya mas?" awal pembicaraan dari Pak Dedik.  "Ya, lumayan agak capek sih pak bacanya, tapi kan lebih enteng ba

Ramadhan 1437H : Lingkungan

Gambar
Karena kenyataannya kamu terbentuk lebih dari sekadar genetik orang tua, tapi juga semua nenek buyutmu, dan juga semua lingkungan yang telah kamu pilih Ceritanya beberapa hari lalu sempet buka bersama temen SD sekalian reunian.Ketemu temen yang udah lama banget nggak ketemu. Sempet lucu ketemu Bachtiar, temen deket semasa SD, yang sekarang walau aku udah jenggotan dan dia udah kumisan tapi pas ketemu udah berasa lupa umur bercandanya. Yang menarik dari pertemuan ini, kepolosan jaman-jaman SD itu udah nggak keliatan lagi. Udah ada yang jadi Presbem fakultasnya, udah ada yang sempet intern ke Jepang, ada yang lagi sekolah di Korea juga, ada yang mulai jalanin bisnisnya buka les-lesan, kerja di konsultasi pajak, promosiin produk kecantikan, sibuk cari beasiswa S2, skripsian, macem-macem lah. Dan rasanya gak nyangka aja kalau inget-inget gimana bentuk kita pas masih SD dan gimana bentuk kita sekarang. Jadi keinget sama kata-katanya Austin Kleon di buku Steal Like an Artist , Karen

Ramadhan 1437H : Al-Ashr

Yang ada saat ini, orang tua lebih serius ngingetin anaknya berangkat sekolah dari pada sholat. Kalau ngingetin sekolah aja bisa berkali-kali sampe anaknya bangun terus berangkat, kalau ngingetin sholat cuma sekali habis itu dalam hati udah bilang, seenggaknya udah ngingetin, itu salah" Temanya mengupas singkat surat Al-Ashr. Yang ngisi kajian terawihnya masih mas-mas, lamaaa banget gak kayak biasanya, semua jama'ah ketunduk kepalanya. Tapi pas kalimat itu disebutin, entah aku ngerasa semua jadi noleh ke arah mimbar. Soalnya dalam hati aku juga teriak, "Weh, iya juga :|" Masya Allah, masih banyak hal sederhana dan praktis yang kita gak sadar seharusnya kita lakuin.

Sudut pandang lain tentang Startup

Kita umat Islam memang sekarang tertinggal dengan orang-orang barat sana, tapi apa dengan mempelajari teknologi kita bisa mengalahkan mereka? belum tentu, yang penting sebenarnya adalah dengan meningkatkan Iman kita. Perang Badar, bagaimana umat Islam yang hanya 314 oang memenangkan peperangan melawan kaum Quraisy yang berjumlah 1300 orang? apakah senjatanya? bukan, tapi karena Iman mereka yang sangat kuat saat itu. Begitu juga pada perang Yarmuk, kaum muslimin saat itu cuma berjumlah 10 ribuan orang melawan pasukan Romawi sebanyak ratusan ribu orang, dan kaum muslimin berhasil memenangkan karena Iman mereka juga yang kuat. Belajar teknologi juga perlu, tapi yang lebih perlu lagi itu meningkatkan Iman kita" Kira-kira seperti itulah nasihat singkat namun luar biasa dari Pak Sri Darma Krida, Ketua Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia (KIPMI) sesaat sebelum presentasi tim BeHafidz di hadapan beliau. Selain itu, Beliau juga cerita tentang bagaimana startup kebanyak

Bukamata dari Bukalapak

Kemarin malam minggu saya diajak makan malam oleh mbak-mbak gak kayak malam minggu biasanya yang diajakin bapak-bapak (Pak Anif, dkk.). Bukan makan malam biasa sih tapi juga bukan makan malam romantis :v cuma itu undangan makan malam karena sorenya alhamdulillah aku dan empat temenku berhasil juara Bukalapak Progamming Contest (BLPC) regional Jogja-Jateng. Iya bisa ditebak, mbak-mbak itu panitia dari Bukalapak :v Makan malemnya selain kita berlima yang juara lomba juga semeja bareng empat anggota dari Bukalapak. Setelah kepo aku tahu ada Mas Nuc, CTO Bukalapak, Mas Gema, Head of Human Capitalnya, terus ada Mas Hadi Saloko, programmer dan kayaknya tim repotnya BLPC juga dan Mbak Nida tim recruitment yang juga seksi repotnya BLPC. Dan sambil ditengah-tengah ngobrol, ada obrolan menarik yang aku kutip dan sebnernya inti dari post ini, adalah sepatah kata dari Mas Nuc, kira-kira gini. Kalau jadi dosen di Indonesia khususnya di bidang IT aku lihat risetnya masih bisa kalah sama progra

Tipe Cewekmu Seperti Apa Yan?

Sontak pertanyaan itu membuat kedua mata ini terbelalak, tidak hanya diriku yang menjadi objek tanya, tapi juga mbak shifa yang diam di ruangan itu ikut terkejut oleh pertanyaannya. * sok bahasa cerpen Jadi sore-sore di Ditmawa, aku, mbak Shifa, dan mbak Lita, diem-dieman di ruang pak Aas. Sepi kayak gak ada orang. Aku lagi baca-baca artikel, mbak Shifa ngurusin surat, mbak Lita juga kayaknya. Dan entah bisikan dari mana tiba-tiba mbak Lita nanyain pertanyaan itu, "Tipe cewemu itu kayak gimana eh yan?" Sebenernya aku ngerti mbak Lita ini tukang ngobrol gitu, mungkin pertanyaan itu udah tak anggep biasa antar cewek-cewek sana. Tapi bagian " gimana eh Yan ", iya " Yan " nya itu loh yang bikin shock -- "kok aku jadi ikut-ikutan sih, njuk aku kudu njawab piyee...", dalam hati. Setelah meliuk-liuk menghindari njawab pertanyaan itu, mbak nya nyeletuk lagi, "Lah, masa kamu gak ada harapan yang jelas gitu yaan, yang sholehah kah, yang cantik

Khianat

Jadi baru-baru ini nemu film bagus untuk jadi bahan hiburan. Judulnya Arrow, film serial superhero dari komik DC. Filmnya bagus, ceritanya keren gitu, dan gak saru . (Barusan nonton 13 episode dan kalaupun ada adegan ciuman biasanya langsung bisa diskip karena mesti diawali dengan awalan yang "jelas" dan bukan adegan penting dari alur ceritanya) Dan di episode akhir-akhir ini dapet sebuah hikmah yang menarik untuk jadi bahan renungan. (bukan spoiler) Apa yang akan kamu lakukan jika kamu tahu orang yang kamu percayai dengan sepenuh hati ternyata berkhianat? Ketika orang yang kamu rela berkorban untuknya ternyata adalah pembohong? Apa yang akan kamu lakukan? marah? minta kejelasan? terus gimana kalau  misal kamu tahu pengkhianatannya secara diam-diam? misalnya kalau zaman sekarang karena gak sengaja mbaca smsnya, mbaca chatnya, atau karena gak sengaja aja ngelihat atau nguping pembicaraannya? apa yang akan kamu lakukan? Masihkah kita akan berprasangka baik? jelas bakal

Sejenak Sebelum Makan

Ceritanya pagi ini sedang nemenin makan pagi pembinaan olimpiade bareng siswa dari SMA Negeri 3 Batam. Model pembinaan kami emang cukup beda, karena pembina, panitia, dan peserta akan duduk bersama dalam satu meja ketika makan. Jadi bisa bercanda dan mengenal satu sama lain. Namanya Yossie, siswi yang ikut pembinaan bidang geografi ini berhasil ciptain renungan sendiri. Aku perhatiin dia setiap mau makan nundukin kepala dan khusyuk berdoa, dia non-muslim. Aku gak tahu apa yang diucapin karena bibirnya tertutup rapat, tapi aku yakin dia berdoa, karena melihat matanya yang terpejam dan tangannya yang menggenggam khusyuk sebagaimana cara berdoanya orang nasrani. Tidak perlu waktu lama dia berdoa, kira-kira 8-10 detik saja. tapi waktu sesingkat itu udah jadi pukulan buat kita yang langsung menyuapkan makanannya. Dalam Islam, doa sebelum makan yang dianjurkan adalah dengan menyebut asma Allah, "Bismillah," bahkan tanpa perlu embel-embel "Arrohmaanirrahiim." Sedangk

2 Mei Tahun Ini

Udah gak denger lagi pidato dari kemendikti pas upacara, yang rame ya #SaveAleppo, ketika rumah sakit di hujani bom, jalanan dibanjiri darah anak-ibu-bapak, entah apa dosa mereka, sedangkan dunia diam dalam berita, yang rame lagi #NyalaUntukYuyun, gadis remaja yang menghadapi kebejatan 14 pemuda peminum alkohol, tuh kan Pak Gubernur, alkohol mah gak ada baiknya, lalu juga ada kisah #Feby, yang harus menemui ajalnya karena himpitan ekonomi seorang cleaning service, bukan di hutan, di kampus, di mana ada banyak petugas keamanan, miris sebelumnya paginya ada #bUKTicinta #UGMbersatu, ledakan masalah yang seakan menunjukkan sisi buruk dunia pendidikan sekarang, penuh cerita, penuh suara, Udahlah, emang gak ada yang perlu dirayakan, toh, cuma ada 2 hari raya, yang ini, cukup didoakan....

Hei Aku Butuh Saran

Gambar
Jadi insyaAllah aku berniat ambil S2, setelah hampir 4 tahun menggeluti bidang komputer di Ilmu Komputer UGM. Terus malem ini kepikiran dengan dua pilihan yang bikin galau, galau bangetzz malah (pake 'z' dua kali). Jadi butuh kalian untuk minta saran (aku harap kalian tentukan pilihan jawaban kalian sebelum baca penjelasanku di bawahnya): 1. Kuliah S2 di Universitas ****  swasta gak terkenal yang juga mahal tapi di bidang komputer 2. Kuliah S2 di Harvard dengan beasiswa full tapi di bidang akutansi *** Bingung? sama. Sebenernya itu adalah analogi dari pernyataan yang lagi rame akhir-akhir ini: "Mending Milih Pemimpin Non-Muslim Tapi Adil dari pada Pemimpin Muslim Tapi Koruptor" Mohon maaf, tapi aku langsung meragukan pemikiran seseorang yang dengan mudah menyatakan pernyataan tersebut terkhusus untuk kasus terhangat pemilihan gubernur yang mayoritas warganya muslim. Emang semua muslim (termasuk dirimu) di situ koruptor semua? Emangnya tahu dari man

Mengenal Orang Jakarta: Mungkinkah?

Halaman 85 dari buku "Tiada Ojek di Paris" karya Seno Gumira Ajidarma. Buku yang menarik, sampai-sampai gak mau aku cepet habisin bacanya. "Saya kira saya sudah lebih dari lima belas tahun saya selalu melihat kura-kura (peliharaan) itu berenang, makan, merayap ke sana kemari. Namun baru belakangan saya sadari, betapa saya tidak tahu sesuatu pun tentang kura-kura itu: mestinya makan apa, bagaimana sifat-sifatnya, berapa lama ia hidup, dan macam-macam hal yang ringan-ringan saja- boro-boro nama dalam bahasa Latin-nya, Sudah lima belas tahun makhluk itu ada di depan saya tetapi bahkan jenis apa kura-kura itu saja, saya tidak pernah berusaha mengenalnya. Mana yang jantan dan mana yang betina saja saya tidak tahu. Tidakkah ini keterlaluan? Tapi, kita semua sering melakukan hal yang sama." Iya juga, dari pada kita mengenal seseorang dari fakta, kebanyakan dari kita cuma mengenal dari "dzon" alias dugaan saja. Dugaan yang bisa terbangun dari pengalaman, kesir

Do You Remember?

Gambar
ceritanya nemu ini di 9gag, terus kebayang, langsung tutup 9gag, IYKWIM

Yogyakarta

Gambar
Walau kini kau t'lah tiada tak kembali Namun kotamu hadirkan senyummu abadi Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi Bila hati mulai sepi tanpa terobati Kalau bisa dibilang, Jogja adalah kota kedua yang paling berkesan. Entah apa yang direncanakan Allah, tapi beberapa kali aku ngerasa ditakdirin untuk dekat dengan kota ini. Dulu pas masih kecil ke Jogja ini inget karena punya Bude yang baik banget dan tinggal di sini, punya rumah bagus, yang ada banyak barang yang bisa "dimainin". Juga beberapa kali inget pernah ke sini ikut nonton pernikahan anak-anaknya Bude yang cewek semua dan dokter semua... Sekarang De-Dah (panggilanku untuk Bude Wardah) sudah semakin berusia, anak-anaknya juga sudah punya anak bahkan udah ada yang mau SMA, De-Dah sudah jarang di Jogja, seringnya muter-muter ke rumah anak-anaknya yang tinggal jauh-jauh, waktu berlalu cepet banget ya rasanya De? Pas SMP pernah diajakin lomba sama Pak Yani, Bareng Hoki dan Ratna kita ikut lomba cerdas cermat

Kerja, kerja, kerja

Bermula dapet tawaran magang di Subdit Kreativitas Mahasiswa UGM dari Mas Bondan pas lagi sibuk ngurus Gemastik di akhir semester 6 lalu. Karena dulu mikirnya semester 7 bakal selo ya sudah nyoba daftar dengan bikin CV sederhana, majuin diri sebagai "Graphic Designer" karena pas itu mereka juga lagi nyari tukang gambar. Diterima, dikenalin sama orang-orang dikantornya, ketemu sama Tohir, anak sastra Arab yang juga parttimer dan ternyata juga ikut lomba MTQ. Ada Pak Aas (big bos), Pak Yus (2nd big bos :)), Bu Peni, dan Pak Har yang jadi tim awal di subdit ini (Pas aku nulis ini tim kita udah nambah Bu Tari dan Mbak Shifa). Kantor ini kebetulan punya visi yang gak beda jauh sama OmahTI, mengayomi para calon juara UGM dari persiapan lomba, akomodasi, sampai insentif juara. Yang aku kerjain di sini? Pertanyaan itu sering banget ditanyain sama temen, jadi aku jawab di sini aja, banyak . Sebagai desainer grafis, aku ngurusin hampir setiap publikasi oleh subdit ini, bahkan ju

Post-Skripsi Syndrome

... Di atas sajadah yang panjang ini, Diselingi sekedar interupsi, Mencari rezeki mencari ilmu, Mengukur jalanan seharian, Begitu terdengar suara adzan, Kembali tersungkur hamba  ...  Sejak mulai yang namanya mencari nafkah secara "serius" dan udah gak disambi kuliah. Rasanya yang kepikiran suatu pertanyaan sederhana "untuk apa sih kita kerja?" Terus pertanyaan itu jadi kebawa ke pertanyaan selanjutnya.  Apa sih target akhir sebuah "bekerja" itu dikatakan berhasil? Ketika mendapat miliaran omset? Ketika bisnisnya sudah memonopoli pasar? Ketika kita sudah bisa mendapatkan pemasukan hanya dengan duduk terkantuk-kantuk? Terus berlanjut kepertanyaan selanjutnya, kayak seberapa keras kita harus bekerja? apakah kita harus berkonsentrasi penuh menghabiskan waktu kita untuk mencapai target akhir yang masih belum jelas juga jawabannya? Rasanya aneh ketika kita ngelakuin sesuatu yang kesannya gak ada ujungnya. Kita belajar pas sekolah atau kuliah ya

Skripsi #3 Entertainment

Gambar
Ada beberapa hal yang paling terkenang kalo bicara "hiburan" selama skripsi. 1. Good Time + Swaragama FM Ya, itu dua hal yang jadi teman begadang selama ngerjain skripsi, se-pak Good Time (cookies) dan nyetel radio keras lewat speaker HP. Kebanyakan dari swaragama FM, karena biasanya gak cuma lagu jadi ada obrol-obrol malem yang kadang bikin ketawa. Ini bermula dari keheningan malam yang kadang bikin ngantuk akhirnya aku mesti nemuin kerjaan sambilan untuk begadang. Jadi biasanya nyiapin snack (seringnya good time, kadang juga broniz) sama ngeramein pake radio. Setelah beberapa kali, akhirnya aku mulai hafal sama penyiar radio dan jadwal acaranya -- juga mungkin ini yang bikin kata Pak Yus, "Kamu skripsian kok tambah gendut eh yan" 2. NFS Most Wanted by Origin taruh di menunya paling bawah biar gak kecanduan, btw aku udah jago loh Kalau yang ini gara-garanya aku kok mulai merasa kasihan laptopku yang sering panas karna gpunya dipakai buat komputasi skri

Skripsi #2 Push the boundaries

Gambar
screenshot kali pertama njalanin Theano di Windows, ternyata ndak seberapa ribet :) Pas mulai mikir ambil skripsi, pinginnya emang nyoba sesuatu yang baru, yang bikin belajar dan nambah ilmu. Sempet kepikiran JST atau Fuzzy, cuma belum dapet ide mau apa topiknya. Sampai Triplek ngasih saran dipengembangan BeHafidz selanjutnya dibikin ada pengenalan suara bahasa Arabnya. *Ting, langsung pingin coba jadi topik skripsi Bener-bener baru banget topik yang mau aku ambil, pengenalan suara, baru dalam arti belum pernah tak kerjain sebelumnya. "Ini gimana cara ndetectnya, gimana cara ngerekamnya, gimana cara ngenalinnya, dan lain-lainnya". Bener-bener blank pas itu .__. Jadinya langsung tak lempar ke Bu Afia sekalian propose untuk jadi dosen pembimbing. Ibu nya setuju dengan topiknya, malah mengusulkan algoritma lain yang katanya cukup menarik, Deep Learning. Awalnya mantuk-mantuk aja gak ngerti deep learning itu apa (inget banget pas itu ibunya juga cerita-cerita tentang alg

Skripsi #1

Gambar
Hari sabtu pertama setelah sidang skripsi: ndak ada jadwal yang tersusun, ndak ada tekanan harus bab mana yang diselesaiin, ndak ada rencana eksperimen dan susunan kipas angin biar laptop ndak panas, rasanya bingung banget hari ini mau ngapain. Pinginnya dukung tim badminton angkatan di CIA tapi rasanya masih ada sebagian pikiran "eh yakin mau dukung badminton? sabtu-sabtu gini mestinya bisa lebih produktif loh, coba cari ide aktivitas lain". Akhirnya seharian beres-beres kos, tidur, setting program untuk revisi, beli beberapa perlengkapan untuk kegiatan besok, dan ngelanjutin nyuci yang tertunda (iya, yang tertunda 24 jam lalu). Alhamdulillah, kemarin Rabu, 16 Maret 2016 dengan nada suara yang berat Pak Edi Winarko bilang, "Ya Anda dinyatakan lulus... tapi dengan revisi.. artinya kalau Anda mau lulus ya Anda harus merevisi", sambil senyum. Dilanjutin senyumnya bu Afia dan Pak Edi Wibowo, saya juga langsung bahagia haha. Saya langsung nyalamin Pak Edi Winarko ju

Jama'ah Labkomiyah

Gambar
Dulu disingkat JL pas zaman SMA. Jadi ceritanya berawal dari keinginan lolos ke Univ yang diimpikan Aku, Liga, Mujahid, Fuad, Arya, Amry, sama Arfian Adam ngeniatin tiap jum'at malem nginep di labkomp sekolah buat belajar bareng hampir setengah tahun pas kelas 3 SMA. Belajar bareng, nentuin topik mau belajar apa hari ini, latihan soal, terus diskusi, terus pembahasan. Kadang kalau ada Mas Sat (admin lab), masnya yang ngajarin kimia ( dia admin lab komputer yang kuliah di Teknik Elektro tapi jago banget kimianya .___. ). Terus paginya kadang main bola bareng, jalan sehat lari-lari, atau nonton film sampe nangis rame-rame (?). Kadang juga main DOTA -tapi karena aku gak bisa ya aku nonton film aja- Tidurnya juga untel-untelan, kadang tidur di kursi lab, di sela-sela komputer yang karpetan, di ruang admin yang adem banget tapi ya sempit banget. Pas itu kita gak mesti belajar sih, kadang semaleman cuma ngobrolin "masa depan". Kadang langsung tidur karna capek siangnya.

Toleran

Pernikahan itu seumur hidup loh, sampe kapan lu mau ngelempar muka Lando pakai sepatu?" dari salah satu film indonesia yang menurutku paling berkesan, selain karena lucu banget, juga menurutku mereka bisa menyampaikan hikmah dengan cara yang alus dan baik, judulnya Aku, Kau & KUA. dan entah kenapa kutipan itu jadi dalem banget, ya, bukan cuma di topik pernikahan, tapi juga pas kita menjalin persahabatan, atau sekadar rekan kerja, atau relasi apapun. Itu yang menjadi pertanyaan, sampe kapan kita mau toleran terhadap kekurangan dia? apakah ini berarti kita mestinya ninggalin dia? atau menasihati? atau.. tetap terus bertahan bertoleran? #sekilasSkripsi

Tentang Masa Depan

Kalau bicara masa depan yang indah, pikiran kita tidak bisa lepas dari pekerjaan yang layak, yang berarti kita harus belajar saat ini; kehidupan yang bercukupan, yang berarti kita harus kerja keras hari ini; keluarga yang bisa mengademkan hati, menabung untuk kebutuhan anak-orang tua, pergi haji, dan sebagainya, dan sebagainya. Kadang kita lupa tentang masa depan yang harusnya lebih kita pikirkan, kehidupan akhirat. Kadang kita disibukkan oleh misi-misi menuju visi dunia, dan lupa dengan misi-misi menuju visi akhirat. Dengan rela mengambil harta haram untuk kebutuhan "masa depan", dengan rela melalaikan agama demi belajar untuk "masa depan", dan sebagainya, dan sebagainya. lalu jadi inget sebuah hadits, Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang A

Tentang Masa Lalu

Dulu aku pernah tanya pas masih kecil, polos aja, "Ma, apa itu masa lalu?" Ibuku jawab sambil ngerjain tugas rumahnya,"Masa lalu itu ya sekarang, rumah kayak gini, kasur kayak gini, ini itu akan jadi masa lalu" enggg.... gak paham maksudnya pas itu. tapi kalau dibayangin, sekarang, iya sekarang setelah bertahun-tahun, cerita itu udah jadi bener-bener masa lalu. Ibuku seakan-akan ngajarin untuk gak terlalu memikirkan masa yang kemarin, tapi mikirin masa sekarang yang akan menjadi masa lalu di masa mendatang.

Sampai Takdir yang Memisahkan

Seorang pemuda ditegur satpam karena masuk ke area ruang tunggu. Dengan alasan ingin mengucapkan selamat tinggal ke ibunya yang sudah menua. Kini satpamnya sudah berjumlah dua dan si anak masih tetap berdiri kokoh menatap jendela kereta dari peron stasiun. Di baliknya, di mana sang ibu berdiri di dalamnya melambaikan tangannya sambil tersenyum mengucapkan selamat tinggal. Ibu tersebut tersenyum dan terus melambai sampai kereta berjalan, dan semakin cepat, dan menjauhkan pandangan mereka berdua. Sampai takdir memisahkan mereka berdua. Sang ibu bisa duduk kembali di kursinya dengan puas dan bahagia. ... Sayangnya itu cuma khayalanku yang duduk di sebelahnya. Karna yang terjadi pagi itu sang Ibu mencari-cari anaknya melalui jendela kereta, menyapu seluruh bagian stasiun. Tapi tidak berhasil menemukan. Si anak sudah tidak ada, pergi, entah kemana. Tidak ada lambaian tangan. Tidak ada yang memisahkan. Kereta berangkat, dan Sang Ibu duduk kembali dengan wajah lesu menatap jendela.

Chat Time

Normalnya, orang akan lebih berhati-hati gak sih kalau ngobrol di chat di dunia maya? Prinsip berpikir sebelum bicara biasanya bener-bener dipake di sini. Makanya banyak kejadian orang yang jadi terlihat "lebih baik" di dunia maya. Terus berujung ke penipuan lawan bicaranya, dan seterusnya, dan seterusnya. Tapi, gimana kalau kamu bisa melihat sifat buruk seseorang dari obrolannya di dunia maya? sifat yang keliatan banget. Enggan mau ngaku salah, enggan minta maaf, arogan, egois, dan sebagainya. Apa dia gak berusaha nutupin? atau memang sengaja diumbar? atau memang dia gak sadar sama sifat ini jadinya dia gak coba tutupi di dalam chat atau.. mungkin ini cuma perasaanku aja... :/ *catetan pemikiran random ditengah chat dengan seseorang *bukan berarti yang lagi chat dengan saya orangnya buruk *bukan juga mau promosi toko yang jual es teh sampai 25ribu di belakang mirota kampus yang namanya sama dengan judul post ini

Sholat saya cenderung lama loh

Kata Pak Rifqi pas lagi mau jadi imam sholat maghrib kemarin lusa. Terus dalam hati aku jadi inget, dulu pernah ngerasain sholat terawih di Masjid Mujahidin di Surabaya sana. Sholatnya lamaaa banget, satu rokaatnya kira-kira setengah jam. Sholat sampai gak fokus pas itu, udah gitu sholat terawihnya juga pas tengah malem. Akhirnya pas beberapa waktu kemudian diajak temen sholat ke sana lagi, aku nolak. Alasannya ya itu, sholatnya jadi malah gak bisa fokus, kebawa ngantuk dan capek. Terus jawaban salah seorang yang ngajak pas itu, pas ndenger jawabanku, "Ya itu karena kita belum bisa mahami apa yang dibaca imam, ayo semangat belajar bahasa Arab, perbanyak hafalan Qur'annya jadi suatu saat kita bisa nikmatin sholat di sana" #jleb

Untukku Masalahku

Beberapa jam setelah aku post tentang prioritas , gak sengaja nguping obrolan orang yang masih setopik dengan postingan itu. Masalahmu masih gak sebanding kok sama masalahku", katanya Menurutku kalimat ini termasuk kalimat yang perlu diwaspadai pemakaiannya. Untuk beberapa orang mungkin akan, " Iya juga, apa yang aku alami belum apa-apa, alhamdulillah ". Tapi sebaliknya bisa jadi beberapa orang malah akan, " Oh ya?! emang kamu tahu masalahku? sok tau banget sih! "

Lovely view

Gambar
kangen nggambar di paint + pemandangan UGM yang akhir-akhir ini banyak kupu-kupu

Resensi: Cabin Notes

Gambar
Kemarin tanggal 24 Desember diajakin main ke togamas, udah lama juga gak mampir toko buku. Rencananya beli komik buat adekku yang katanya mau ke Jogja besoknya. Juga nyari bacaan ringan yang ngerehatin di tengah skripsi. Terus nemu buku ini, harganya 50rban, 200an halaman Random banget milihnya, pokoknya setelah tahu itu buku ceritanya nonfiksi jadi langsung pingin beli. Bayanganku aku bakal bisa dapet perspektif baru dari seorang pramugari pesawat. Dan ya, dapet banget. Buku Cabin Notes ini bener-bener notes. Kumpulan dari artikel-artikel yang ditulis oleh salah seorang pramugari yang memiliki beragam pengalaman, Pratiwi Hidayat, dan dikelompokkan menjadi empat bab besar: Thrust, Lift, Drag, dan Weight, empat istilah yang berhubungan erat dengan dunia penerbangan. Buku ini menceritakan suka-duka-warna-warni kehidupan seorang pramugari, seperti bagaimana susahnya menjalani tes karena batasan umur, hingga rasa bahagia ketika menerima ucapan terima kasih dari penumpang pesawat.