Museum Satwa Medan

Terakhir naik pesawat belum punya handphone buat ngefoto
Alhamdulillah, dapet kesempatan lagi naik pesawat gratis, dan kali ini tujuannya adalah Medan.
Gak mau cerita banyak tentang Medan, karena bakalan banyak banget yang diceritain kalau mulai cerita. Tapi semua bisa disimpulkan dengan begini:

"Indonesia itu masih punya banyak misteri. Antarkota, antarpropinsi, antarpulau, semua punya budaya, sifat, dan kebiasaan yang berbeda. Menjelajahinya dan mengenalnya merupakan sebuah nikmat yang luar biasa"

Aku pernah pergi ke Purwokerto, masih di Jawa, cuma beda propinsi sama Surabaya. Tapi bisa memiliki budaya yang beda banget! Nah, apalagi Medan :D

***

Pas pertama kali dapet kesempatan ke Medan, langsung kepikiran sama 2 hal:

1. Bika Ambon, makanan manis paling enak yang pernah aku cicipin (lebih enak dari Van Houten atau Tobleron, menurutku :/ dan setelah nyoba yang asli dari Medan, malah semakin jatuh hati sama kue ini).

2. Museum Satwa. ya, malahan aku sempet lupa kalau danau Toba ada di Sumatra Utara, wkwk (sampai diingetin temen), lebih inget sama museum ini.

Setahuku cuma ada 2 museum satwa di Indonesia, satu di Malang, di Batu Secret Zoo dan  yang satu lagi di Medan. Pertama kali tahu museum satwa yang di Medan itu gara-gara majalah Bobo yang aku baca pas SD dulu, jangan tanya edisi berapa --. Sejak itu jadi pingin banget ke Museum satwa yang ada di Medan. (Walau akhirnya gak sengaja malah ke museum satwa yang di Malang duluan).

Museum satwa yang di Medan ini namanya Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Harga tiket masuknya pas itu (Mei 2015) sebesar Rp32.000 udah termasuk night safari dan bisa foto-foto asal gak pake blitz. Buka sampe jam 5 sore, tapi gak tahu kapan jam mulai bukanya.

--Aku pake baca lebih lengkap ya, biar gak berat loading blognya karena banyak foto--

Inget banget pas itu Jumat sore (karena ini jadi inget jam tutupnya, soalnya pas sampe museum diingetin mbak-mbaknya cuma sampe jam 5, yang artinya cuma sejam dari aku masuk ke museum), mas Zulkan dan Wawan udah capek habis keliling Masjid Raya Medan dan istirahat di hotel . Aku juga, tapi karna tahu ini kesempatan jarang-jarang, akhirnya bela-belain ndatengin museum ini, yang ternyata jauh juga kalau ditempuh jalan kaki dari hotel -- (kayaknya ada setengah jam jalan kaki).

Salah satu pose yang keren buat difoto
Kesan pertama di museum ini jelas, museum ini beda banget sama yang di Malang. Di Malang museumnya mewah banget, udah kayak yang di film Night at The Museum. Sedangkan yang ini lebih mirip rumah yang dijadikan museum. Tapi, jangan sangka koleksinya gak kalah banyak loh, malah kayaknya sama banyak, yang mbedain cuma ruang jalannya yang jadi lebih sempit.

Kalau gak salah judulnya Bird of Paradise



Tiap masuk ruang mesti deg-degan, udah masuk ruangannya sendirian (karena ada banyak ruangan, walaupun rame, tetep jarang-jarang ketemu orang), lampunya remang-remang, tempat jalannya sempit jadi jarak ke patung-patungnya deket, kebayang deh bakalan kaget setengah mati kalau tiba-tiba masuk ruang dan ada patung beruang muncul di samping muka ._.

Hayo, ada yang tahu binatang apa itu? oh ya itu ada foto-fotonya

Binatang favorit sejak dulu, Oryx gazella
Oh ya, bagi yang belum pernah ke museum satwa, museum satwa menyimpan binatang-binatang yang diawetkan kayak yang ada di foto-foto di ates. Tapi yang lebih menarik dari museum yang di Malang, di sini kita juga seakan melihat-lihat perjalanan Pak Rahmat pemilik museum dalam mengumpulkan koleksi-koleksinya, seperti foto-foto perjuangan beliau dan buku-buku tentang satwa milik beliau. Juga selain itu juga ada koleksi-koleksi lain seperti koleksi langka foto-foto presiden dunia dan baju bola bertanda tangan.

Di museum ini binatang-binatang udah dikelompok-kelompokin sesuai kategorinya. Misal harimau, burung, rusa, dan sebagainya. Aku rasa binatangnya udah sama lengkapnya dengan yang ada di Malang, mulai beruang kutub, binatang favorit Oryx, kuda nil, sampai cendrawasih juga ada. Tapi gak tahu kalau yang serangga, seperti biasa, ruangan ini aku skip :v

Berasa dilihatin, itu kepalanya besar-besar loh
Pengalaman yang beda di museum satwa ini adalah kita bisa deket banget sama patung binatangnya, begitu deket sampe-sampe kita bakalan ngerasa betapa kecilnya kita dibandingin binatang-binatang ini. Jangankan gajah, binatang seperti rusa atau kambing saja ada yang ukurannya lebih gede dari kita.

Bener-bener pengalaman luar biasa bisa ke museum ini. Selain berasa cita-cita pas kecil jadi nyata, juga bisa lebih ngerasain perjuangan dalam melindungi para satwa yang ada. Salut sama Pak Rahmat, museum ini semoga bisa mendidik siapapun untuk lebih menghargai alam.

walau gak ada di foto, aku baru tahu kalau telur burung kasuari warnanya gelep
Suramnya, aku kok ya gak ngajak orang pas itu, akhirnya sampe sana foto-foto sendiri gak ada yang motoin :v

Catatan:
Pertama, walau museum ini aku bilang sempit dan lampunya remang-remang, tapi museum ini bersih. Aku gak ngelihat debu di koleksi-koleksinya walaupun gak dilapisi kaca kayak yang di Malang. Kedua, jangan terpengaruh foto, kameraku emang gak seberapa bagus, kalau mau lihat seberapa terangnya buka rahmatgallery.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah halalkah Font kita?

My Font

Singapore!: The Contest