Teamwork

Kemarin Selasa bu Aina, dosen Etika Profesi, mengundang pak Adityo dari Gamatechno buat ngisi kuliah hari itu. (Nama Adityo ngingetin aku sama seseorang, seorang teman)

Pak Adityo ini punya cara ngomong yang unik. "Sungguh?" satu kata yang paling tak inget dari beliau ketika diucapkan dengan nada dan ekspresi yang khas. Tapi banyak juga pengalaman yang cukup berharga bisa didapat dari kuliah bersama beliau. Gak semua poin aku inget, soalnya gak aku catet juga pas itu ._. tapi beberapa poin bisa dibilang sangat berkesan.

Teamwork
Dari sekitar 40 slide yang dibahas oleh beliau, menurutku poin yang paling menarik adalah ketika beliau membahas tentang teamwork.
Ketika di dunia kerja, kalian akan menyadari bahwa kalian itu sebenarnya single fighter
kira-kira gitu kata beliau membuka awal topik ini. Ketika kuliah, kita masih dimudahkan dengan kerja satu tim dengan orang-orang yang melalui masa orientasi yang sama, hidup di lingkungan yang sama, sehingga masih punya pemikiran yang sama. Namun di dunia kerja, kita akan bekerja sama dengan orang-orang yang dari antah berantah, dan mungkin memiliki ego yang berbeda pula, dan siapkah kita untuk menghadapinya?

Kata-kata beliau seakan mengingatkan bahwa kita, mahasiswa, sebetulnya belum pernah berhadapan dengan "tim" yang sesungguhnya.

Conflict
Bekerja dalam sebuah tim, tidak terlepas dari yang namanya konflik. Tapi yang menarik, kata beliau, sebuah konflik itu adalah hal yang pasti akan terjadi pada sebuah tim dan itu memang sebuah fase dalam kerja tim. Setiap orang pasti punya sudut pandang yang berbeda terhadap sesuatu, dan yang perlu kita ingat adalah kita harus bisa merasakan perbedaan itu dan bisa menjadi penengah tanpa memperpanjang konflik yang ada sehingga bisa segera lanjut ke fase selanjutnya dalam pengerjaan.

Intermezo:
Kisah lain tentang konflik. Tadi siang barusan diskusi sama teman tentang berpikir kritis. Mungkin lengkapnya ntar aku taruh di postingan lain aja. Tapi intinya gini, ketika kita mencoba berpikir kritis di lingkungan yang tidak terbiasa melakukannya, hal itu bakalan buat gesekan dan konflik di lingkungan itu. Tapi ya mau gimana lagi, daripada kita ngalah terhadap sesuatu yang terlihat buruk menurut kita, konflik mau gak mau tidak terhindari. Tujuan kita adalah menunjukkan pandangan kita terhadap problem itu dan menerima masukan tanpa keras kepala kalau memang hal yang kita kritisi itu salah. Dan seperti kata pak Adityo, konflik adalah fase pada sebuah kerja sama tim.

Jujur aja, setelah mbahas teamwork, pikiran udah melayang-layang tentang dambaan dan strategi agar bisa punya tim yang keren banget kerja samanya, jadi gak fokus lagi sama materi kuliah ._.

Di bagian akhir, pak Adityo sempat membahas juga tentang self attitude (atau apa namanya) yang intinya seperti yang pernah dituturkan di buku The Swordless Samurai, fokuslah pada memberi. Terus pak Adityo juga sebelumnya sempat menunjukkan hirarki maslow yang dulu juga pernah aku lihat dan pelajari tapi lupa ntah darimana. Tapi semua itu intinya satu, perhatikan ego dan apa yang sebenarnya menjadi keinginan kita, fokuslah untuk memberi yang terbaik.

Dan jika itu dihubungkan dengan teamwork, bisa disimpulkan
ketika kita berada dalam suatu tim, maka berikan usaha yang terbaik, karena kita tidak hanya bertanggung jawab terhadap kepuasan diri sendiri, tapi juga terhadap kepuasan anggota tim yang lain, jangan kecewakan mereka.
Ngingetin juga sama kata-katanya Mr. On Lee, CTO GDP Labs yang berkunjung kapan itu
Paling enak itu kalau bekerjasama  dengan orang pinter
dengan jawaban "kenapa" nya yang cukup panjang.

Komentar

  1. kamu 'memperdalam' etprof po yan?

    BalasHapus
  2. nggak kok fit, emang belum ambil... kalau itu maksud 'memperdalam' nya :v

    BalasHapus
  3. ooh. habis kaya inget dulu pernah presentasi pas etprof

    BalasHapus

Posting Komentar

Tinggalkan jejak disini

Postingan populer dari blog ini

Sudah halalkah Font kita?

My Font

Singapore!: The Contest