Al-Misbah

"Lampu" kata itu yang gak sengaja aku sebut ketika mendengar kakek itu menyebut namanya ditengah oborolan serunya. Sebenernya aku jarang banget ngobrol dengan orang yang lebih tua, aku ngerasa gak punya skill untuk ini.

Kakek-Nenek kandungku dari Ayah sudah meninggal sejak aku masih kecil, susah buat inget-inget masa-masa hidup beliau, cuma percaya bahwa aku pernah mengenal dari foto-foto di album lama.

Nenek dari Mama juga, entah kenapa, rasanya jarang denger Mamaku cerita tentang beliau. Mungkin aku yang lupa, tapi aku baru nyadar ketika sedang nulis ini. Sedangkan Kakek dari Mamaku aku pernah mengenalnya, tidak akrab memang, apalagi Kakekku ini tinggal jauh dari kami di Lampung sana. Yai (panggilan kakek dari sumatra kayaknya) sering dimirip-miripkan dengan aku, kurus, tinggi (di keluargaku aku cukup tinggi), cuma bedanya Yai adalah perokok dan suka minum kopi. Cukup sedih rasanya pas beberapa tahun lalu mendengar kabar Yai sudah meninggal dan aku bahkan gak bisa ikut melayat karena jarak yang cukup jauh.

Ketika di Jogja aku pernah mengenal seroang kakek yang aku pernah lupa namanya, beliau sering jalan sendiri di gang-gang sendowo. Beliau agak sakit, jadi kalau berjalan agak pelan untuk menjaga keseimbangannya. Beliau sering minta tolong ke orang-orang yang lewat buat nganterin ke rumahnya. Dan itu jadi awal aku kenal sama beliau.

Rumah Beliau cuma sekitar 200m dari tempat beliau berdiri waktu itu tapi kondisi beliau yang tidak memungkinkan berjalan cepat, menjadikan waktu mengantar beliau pulang sebagai waktu obrolan yang cukup lama.

Aku hanya pernah ketemu Beliau sekali, hanya sekali. Ngobrol sekitar setengah jam sambil memegangi tangan Beliau. Beliau pernah bercerita tentang sepak terjangnya dulu menjadi kepala desa, dan kondisi keluarganya.

Cukup lama tidak bertemu lagi dengannya, dan obrolan panjang itu membuat aku lupa dengan beliau, terpendam oleh informasi-informasi dunia perkuliahan.

Sampai suatu Subuh, aku akan mensholati seorang yang meninggal di Sendowo, seperti biasa, aku gak seberapa kenal dengan orang-orang sekitar sini, ketika ada yang meninggal maka tugasku adalah mensholatkannya. Semua masih bersikap biasa bahkan ketika sholat jenazah selesai dilakukan.

"Lampu" kata itu yang gak sengaja aku ucap ketika mengingat dan menerjemahkan kata "Misbah" dari imam sholat jenazah ketika menyebutkan nama jenazah tersebut, dan beranjak aku inget lanjutan dari percakapan saat itu "Iya betul, misbah artinya lampu atau penerang", suara dari kakek yang tidak pernah aku lihat lagi mendadak terdengar samar. Dan sekejap, perasaan duka luar biasa sudah menyelimuti pagi itu...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah halalkah Font kita?

My Font

Singapore!: The Contest