Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Movie Review Compilation : True Story

Gambar
Hampir sama kayak novel, aku gak terlalu suka baca novel yang fiktif (kecuali Harry Potter). Soalnya gak seru aja kalau sebenarnya ada hikmah luar biasa di balik film itu tapi ternyata itu cuma karangan sutradara. Bagusnya film-film true story itu biasanya sangat menginspirasi atau kadang kita bisa dibuat gak nyangka kalau kejadian itu pernah ada, contohnya yang kejadian gak nyangka seperti film "Catch Me If You Can", kisah seorang anak yang belum berusia 20 tahun namun berhasil melakukan penipuan jutaan dollar Amerika. Atau film "The Zodiac", yang menceritakan pembunuh yang mengaliaskan dirinya sebagai The Zodiac dan meneror hingga beberapa tahun. Bulan kemarin aku udah review film-film tentang sulap . Kali ini aku mau review sedikit tentang tiga film true story yang menginspirasi, tapi sayangnya sedikit yang tahu tentang film-film ini. 1. Saving Mr. Banks (Rating IMDB 7.6) film ini menceritakan kisah perjuangan Walt Disney saat akan memfilmkan cerita Ma

Argumen

Ketika awal SMA dulu di sekolah ada yang namanya PERISAI (Pekan Orientasi Almamater Lima). Masa orientasi di mana mengenal pertama kali untuk sikap berpikir kritis. Beda banget sama pas ospek di kampus yang "Senior selalu benar", di PERISAI kita diberi kesempatan untuk "menyerang balik" panitia (kakak kelas) dengan beradu argumen selama kamu merasa tindakan yang kamu lakukan benar. Kita akan diberi kesempatan untuk mengajukan argumen dan pendapat. Dan kalau ternyata argumen kamu cukup baik, maka kamu selamat dari "terkaman" kakak kelas. Walau kenyataannya aku gak pernah selamat pas itu ._. mereka terlalu sangar. Mungkin, teman-teman yang selama ini pernah kerja bareng sama aku pasti pernah ngerasain sikap "suka ngomentarin" dari aku.  Mohon maaf lahir batin kalau hal itu mungkin pernah menyakiti teman-teman. Tapi sebenernya aku hanya bersikap seperti panitia PERISAI saat itu, kalian boleh membalas argumenku kalau yang aku lakuin ini memang sala

Teamwork

Kemarin Selasa bu Aina, dosen Etika Profesi, mengundang pak Adityo dari Gamatechno buat ngisi kuliah hari itu. (Nama Adityo ngingetin aku sama seseorang, seorang teman ) Pak Adityo ini punya cara ngomong yang unik. "Sungguh?" satu kata yang paling tak inget dari beliau ketika diucapkan dengan nada dan ekspresi yang khas. Tapi banyak juga pengalaman yang cukup berharga bisa didapat dari kuliah bersama beliau. Gak semua poin aku inget, soalnya gak aku catet juga pas itu ._. tapi beberapa poin bisa dibilang sangat berkesan. Teamwork Dari sekitar 40 slide yang dibahas oleh beliau, menurutku poin yang paling menarik adalah ketika beliau membahas tentang teamwork. Ketika di dunia kerja, kalian akan menyadari bahwa kalian itu sebenarnya single fighter kira-kira gitu kata beliau membuka awal topik ini. Ketika kuliah, kita masih dimudahkan dengan kerja satu tim dengan orang-orang yang melalui masa orientasi yang sama, hidup di lingkungan yang sama, sehingga masih punya pemikir

Merencanakan Makkah - Fitri

Gambar
Niatnya buka blog buat ngerjain tugas Etprof, terus tiba-tiba lihat di Daftar Bacaan, Fitri lagi ngupdate blognya dan kata-katanya dalem banget. Biar gak lupa aku taruh sini deh. Buat pengingat bersama juga.

Belajar bersama

Dalam 24 jam terakhir, dapet banget banyak pelajaran tentang 'belajar'. Menurutku, salah satu kesalahan tersering pengajar yang ada saat ini adalah enggannya mereka untuk belajar. Kebanyakan dari mereka mengira dengan lahir terlebih dahulu bisa membuat mereka lebih unggul. Kenyataannya tidak selalu. Mencoba memberi soal yang dikerjakan olehnya selama seminggu untuk dikerjakan oleh siswanya dalam 2 jam, itu bukan mengajar. Itu hanya unjuk kebolehan. Alasannya takut dilihat kesalahannya oleh muridnya? Ya memang itulah proses belajar. Bukan sekadar menunjukkan kalau kau bisa, tapi juga menunjukkan kita ada batasnya, dan menunjukkan harap sang murid bisa melampaui batas kita. Inget iklan biskuit di TV? seorang ibu yang mengajarkan anaknya lari? seperti itu, suatu saat murid mungkin akan melampaui gurunya. Tapi sampai saat itu, kita yang guru akan menjadi seperti apa? menjadi orang yang sudah mengalah saja? lalu terus membanggakan bahwa dia adalah muridku? atau sebaliknya, berka

Al-Misbah

"Lampu" kata itu yang gak sengaja aku sebut ketika mendengar kakek itu menyebut namanya ditengah oborolan serunya. Sebenernya aku jarang banget ngobrol dengan orang yang lebih tua, aku ngerasa gak punya skill untuk ini. Kakek-Nenek kandungku dari Ayah sudah meninggal sejak aku masih kecil, susah buat inget-inget masa-masa hidup beliau, cuma percaya bahwa aku pernah mengenal dari foto-foto di album lama. Nenek dari Mama juga, entah kenapa, rasanya jarang denger Mamaku cerita tentang beliau. Mungkin aku yang lupa, tapi aku baru nyadar ketika sedang nulis ini. Sedangkan Kakek dari Mamaku aku pernah mengenalnya, tidak akrab memang, apalagi Kakekku ini tinggal jauh dari kami di Lampung sana. Yai (panggilan kakek dari sumatra kayaknya) sering dimirip-miripkan dengan aku, kurus, tinggi (di keluargaku aku cukup tinggi), cuma bedanya Yai adalah perokok dan suka minum kopi. Cukup sedih rasanya pas beberapa tahun lalu mendengar kabar Yai sudah meninggal dan aku bahkan gak bisa ikut

Gladwell's Book

Gambar
Kenal buku pertamanya Malcolm Gladwell dari Mas Odhon pas upgrading OmahTI dua tahun lalu. Mas Odhon pas itu mamerin buku berjudul Blink karya Gladwell. Sejak itu jadi penasaran banget buat beli. Dan sekarang udah ada tiga buku di kosku karangan Pak Gladwell ini. David and Goliath Ini buku pertama yang aku beli, karena dari judulnya buku ini kayake lagi pas sama sikon pas itu. Dan ternyata keren banget. Buku ini isinya tentang bagaimana ukuran bisa sangat berpengaruh dalam sebuah pertarungan. Tidak selamanya menjadi besar itu menguntungkan dan tidak selamanya pula menjadi kecil itu merugikan. Akan ada banyak kisah menarik tentang bagaimana sesuatu yang kecil bisa mengalahkan yang besar kekurangan yang aku kurang suka dari buku ini adalah ada tulisan-tulisan sejenis kutipan dari Bible, mungkin ini karena beliau membawakan kisah david dan raksasa (dalam islam ini menceritakan kisah nabi daud melawan raja jalut). Tapi kutipan-kutipan itu cuma ditaruh di halaman pertama tiap bab, ja

The Worker

Pelajaran awal di semester ini. Bertemu dengan dua tipe manusia yang menarik untuk diperhatikan. Mereka yang bekerja demi uang dan mereka yang memperoleh uang karena bekerja. Bedanya? Orang jenis pertama, mereka tidak akan memikirkan hikmah, esensi, sebuah kenikmatan yang sebenarnya ada di balik pekerjaan itu. Mereka melakukan pekerjaan itu demi uang yang bisa diperoleh, atau imbalan apapun. Sedangkan jenis kedua, mereka tidak terbersit masalah imbalan, karena dia datang untuk mencari hikmah, esensi,  sebuah kenikmatan yang ada di balik pekerjaan itu. Mereka bekerja karena mereka menyukainya. Tidak ada yang baik dan tidak ada yang buruk menurutku, semua pilihan bisa menjadi baik jika dilakukan dengan tepat. Tapi jujur, kadang sedikit kecewa dengan orang yang tipe pertama -yang kadang itu bisa jadi aku sebagai subjeknya- karena dia mesti kehilangan yang lebih berharga dibanding yang dia peroleh. Semoga kita dan kerabat kita terjaga dari sifat yang buruk dan dimudahkan untu