Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Sudah usaha kok ...

Gambar
Ditengah malam takbiran, jadi teringet sama status beberapa hari lalu dari adik kelasku bener banget, ini pelajaran besar buat ramadhan kali ini, yakni PENJAGAAN Kadang kita belajar setengah mati lalu melupakan setelah ujian selesai, menghafal setengah mati lalu hilang karena malas mengingat kembali, kita berjuang setengah mati lalu lemah karena merasa sudah berhasil. Padahal benar katanya, "Sayang sekali kan kalau hafalan yang diperjuangkan hilang karena malas mengulang" ya, untuk apapun, mempelajari mata pelajaran, mata kuliah, ilmu dunia, ilmu agama, atau menghafal Al-Quran pun demikian. Penjagaan itu diperlukan untuk menjaga apa yang diperjuangkan, proses dan kekuatannya, semangat dan hasilnya, semua tetap berjalan sesuai. Taqabbalallahu minna wa minkum, Taqabbal yaa Kariim...

Ucapkan Dalam Hati

sebuah fitur yang ada pada diri manusia tapi seakan dilalaikan oleh kebanyakan orang, kita bisa bicara dalam hati? ya kan? -bagi Anda yang tidak tahu fitur ini, ... err.. entahlah- Salah satu langkah mudah untuk menjaga lisan adalah dengan mengucapkannya terlebih dahulu dalam hati, dan tentukan apakah itu layak melalui bibir kita atau tidak Pikirkan, karena tidak semua ekspresi itu pantas diungkapkan Kadang, rasa kecewa, sedih, senang ada yang cukup diungkapkan dalam hati, sudah itu saja, tidak perlu diucapkan dengan keras Kenapa? karena ada beberapa ekspresi dari kita yang tanpa sadar itu buruk untuk orang lain Sudah, itu saja, Saya mohon maaf kalau ada kata-kata saya yang salah

Divergen

Ceritanya kapan itu jalan-jalan ke toko buku dan nemu buku dengan judul Divergent, kayaknya sih novel -atau kayaknya malah udah ada filmnya-, gak sempet nyentuh atau baca tulisan di cover belakangnya. Tapi judulnya ini ngingetin sama sesuatu. *** Kalau di sebuah cermin, divergen artinya memantulkan cahaya secara menyebar, kebalikan dari konvergen yang memantulkan cahaya secara fokus ke satu titik. Kalau di psikologi, berpikir secara konvergen artinya fokus memilih pada opsi-opsi solusi yang tersedia dan divergen berarti berusaha mencari opsi solusi lain. Intinya, Konvergen itu memusat, sedangkan Divergen adalah menyebar. Mungkin dengan menjadi konvergen kita bisa melihat lebih dalam, lebih mengenal, dan lebih tahu. Tetapi itu hanya memusatkan pada satu perhatian saja, tidak keseluruh area. Sedangkan Divergen? ya, sebaliknya. *** Dan, judul buku itu ngingetin sama sebuah kata yang berdenging beberapa minggu ini, "peka" atau bahasa dalam inggrisnya, "sense&qu